“Belum lagi bagaimana kita harus menghadapi stigma dari pasien dan berbagai masalah lain, di mana kita harus sangat siap,” tuturnya.
Saat pertama kali Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran dibuka dan Fen bertanggung jawab untuk mengurus pasien, ia mengalami hal tidak mengenakkan.
Kala itu, cerita Fen, seorang pasien menyuruhnya untuk tidak mendekat dan menyebutnya sebagai pembawa virus.
Padahal, ia harus merawat pasien yang sudah terpapar Covid-19 itu.
“Saya pernah mendapatkan stigma dari pasien. Ketika saya masuk (ruangan) dengan APD lengkap, dia bilang, “Jauh-jauh dari saya”. Katanya ners itu membawa virus. Itu pertama kali, saat Wisma Atlet baru buka,” ujar alumnus Universitas Sam Ratulangi itu.
Menanggapi hal tersebut, Fen pun dengan sabar menjelaskan kepada pasien tersebut bahwa ia harus merawatnya agar pasien itu dapat segera pulih.
Pada akhirnya, pasien itu bisa menerima penjelasannya, tetapi tetap meminta Fen dan perawat lainnya untuk menjaga jarak darinya.