Sementara dalam kisah yang hampir serupa dialami oleh Hadi Pramudya, ia tidak pernah menyangka, acara pernikahan anaknya Shela dan Iwan di Balai Desa Sukasari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung dilaksanakan tanpa penerangan.
“Hingga acara selesai, masih mati lampu. Seharusnya ada pemberitahuan dari PLN sehingga tidak merugikan pelanggan seperti ini,” ujar Hadi kepada Kompas.com, Minggu (4/8/2019).
Menurut dirinya, hal itu terjadi akibay gangguan sisi transmisi ungaran dan pemalang 500 kV, hingga membuat aliran listrik di Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah padam.
Salah satu kerabat Hadi, yang mendatangi acara nikahan tersebut, Harry Safari, mengatakan, ia datang ke acara tersebut pukul 11.00 WIB.
Saat itu, ia sempat mengabadikan kedua mempelai memasuki gedung sebagai tanda acara akan dimulai.
Tak berapa lama, listrik tiba-tiba mati. “Dikira bakal hidup lagi beberapa menit kemudian. Setelah tahu ini mati lampu 'luar biasa', jadi serasa sepi tanpa ingar-bingar musik, gelap lagi walaupun siang,” tuturnya.
Akhirnya acara tersebut dilanjutkan tanpa ada alunan musik dan suara sang penyanyi. Ia bahkan melihat penari dan musisi serba salah.
Karena nyanyian mereka tidak akan terdengar karena sound system mati akibat padamnya listrik. Gedung pun terasa panas dan gerah.
Sebab kipas angin balai desa yang juga berfungsi sebagai GOR itu pun mati. “Tamu tetap berdatangan, tapi gelap, gerah, dan tidak ada keriuhan musik di acara sakral itu. PLN bikin mati gaya,” ucapnya.
GridPop.ID (*)