GridPop.ID - Beberapa waktu lalu jagat dunia maya dihebohkan dengan kasus viral soal anak gugat ibu kandung soal warisan.
Kasus yang cukup menggerus hati banyak orang itu diketahui terjadi di Takengon, salah satu daerah di Aceh.
Ironisnya lagi, wanita bernama Asmaul Husna itu diketahui berprofesi sebagai PNS di Setdakab Aceh Tengah.
Dikabarkan kompas.tv, Asmaul Husna nekat menggugat ibu dan adik-adik kandungnya tas kepemilikan tanah dan rumah warisan ayah mereka.
Tak cuma meminta kepemilikan rumah mewah tiga tingkat dan tanah seluas 894 meter ini, ia juga meminta ganti rugi sebesar Rp 200 juta.
Sejak didaftarkan pada 19 Juli lalu, sebanyak 13 kali persidangan upaya Pengadilan Negeri Takengon, Aceh Tengah untuk mendamaikan ibu dan anak yang beperkara ini selalu gagal.
Akibatnya, nama Asmaul Husna pun jadi buah bibir. Ia dianggap sebagai anak durhaka karena menggugat ibunya.
Asmaul Husna yang selama ini diam namanya dipergunjingkan akhirnya angkat bicara soal kasusnya.
Saat ditemui Serambinews.com di kediamannya, Sabtu (4/12/2021), Asmaul Husna membeberkan kronologis serta latar belakang gugatan yang ia layangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Takengon pada ibunya.
Dilansir melalui Tribunnews, Asmaul Husna menjelaskan panjang lebar tentang polemik yang sedang menimpa pribadi dan keluarga besarnya.
“Mungkin klarifikasi saya sudah sangat terlambat. Tapi sudah menjadi komitmen sejak awal karena saya akan mengklarifikasi setelah ada putusan pengadilan. Apapun itu keputusannya, walaupun akhirnya tidak berpihak ke saya,” keluh Asmaul Husna.
Asmaul Husna menuturkan, pertimbanganya melayangkan gugatan ke PN Takengon, karena sebelumnya pihak ibu serta beberapa saudara kandungnya yang terlebih dulu menggugat dirinya ke Mahkamah Syar’iyah terkait dengan harta warisan.
“Saudara kandung saya, dua kali lebih dulu melayangkan gugatan ke Mahkamah Syar’iyah terkait dengan harta warisan itu. Padahal, pengalihan kepemilikan rumah kepada saya sudah didasari kesepakatan seluruh saudara-saudara saya, termasuk juga ada ibu saat itu,” paparnya.
Ketika disinggung tentang kesan negatif terkait dengan perbuatannya melawan ibu kandung gara-gara harta warisan, Asmaul Husna sempat terdiam.
“Orang tua itu yang nomor satu. Tidak ada bandingannya dimana pun. Jangankan yang masih hidup, yang sudah tiada pun harus kita hormati."
"Ibu saya tetap menjadi ibu. Upaya yang saya lakukan, hanya ingin meluruskan kekeliruan yang terjadi, justru bukan untuk melawan ibu kandung saya,” ucap Asmaul Husna.
Asmaul Husna berandai-andai, jika pengadilan memutuskan gugatanya diterima serta rumah yang menjadi objek utama gugatan sah menjadi miliknya, ibu kandungnya, Kausar akan tetap tinggal bersama dirumah tersebut.
“Saya merupakan anak tertua dan akan menjadi pengganti bapak untuk merawat ibu,” sebut Asmaul Husna.
Dia juga menyesalkan kabar yang beredar selama ini, sehingga ia dinilai publik sebagai anak yang melawan ibu kandungnya.
Padahal, upaya dilakukan untuk memperbaiki kekeliruan yang terjadi di keluarga besarnya.
“Saya meyakini, ada adik-adik saya yang sengaja menjual nama ibu, sehingga terkesan, saya berseteru dengan ibu. Cerita sebenarnya tidak begitu,” paparnya.
Berkaitan dengan adanya cap dari masyakat bahwa ia telah diklaim sebagai anak durhaka, Asmaul Husna mengaku sama sekali tidak menyalahkan masyarakat.
Bahkan, ia mengaku jika berada di posisi masyarakat akan memiliki pandangan serupa.
“Saya sendiri yakin, saya tidak melakukannya. Tapi juga saya anggap sebagai hukuman maupun konsekuensi dari sebuah upaya dalam mendapatkan hak yang memang awalnya sudah disepakati bersama. Munculnya berita ini kan karena saudara saya sendiri yang menyebarkannya,” ungkap Asmaul Husna.
Perseteruan antara Asmaul Husna dengan ibu serta beberapa saudara kandungnya yang sudah berproses di PN Takengon, dengan putusan gugatan tidak diterima, Asmaul Husna mengaku masih pikir-pikir untuk menempuh upaya hukum lain.
“Kami juga sedang mencermati dan mempelajari untuk upaya hukum lain. Sebagai warga negara tentu diberikan hak untuk menempuh upaya hukum lain, jika memang putusan sebelumnya dirasa kurang memuaskan. Intinya, kita lihat dulu nanti,” terang Asmaul Husna.
Asmaul Husna berharap, karena persoalan tersebut, sudah mengusik orang banyak, apalagi profesinya sebagai seorang PNS, sehingga dia mengajak saudara-saudara kandungnya untuk berhenti untuk berbuat mengucilkan dirinya.
“Sejelek apapun, mereka tetap adik adik dan saya tetap kakak mereka. Jadi, mohon demi orang tua kita, marilah berdamai serta jujur dengan hati masing-masing karena masih ada ibu yang harus dijaga dan dirawat bersama,” pungkanya.
GridPop.ID (*)