GridPop.ID - Awan duka menyelimuti keluarga korban erupsi Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur.Dilansir dari laman kompas.com, Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) yang diawali dengan laharan pukul 13.30 WIB. Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan, data seismogram menunjukkan amplitudo maksimum 25 milimeter."Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021 pukul 13:30 WIB, diawali dengan laharan. Tercatat di seismogram Amplitudo maksimum 25 mm durasi masih berlangsung," kata Andiani, Sabtu (4/12/2021). Kendati demikian, Andiani menyebut status Semeru masih berada pada Waspada Level II sejak 2012.Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro mencatat getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter-24 milimeter Seismograf. Sementara PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang pada pukul 15.10 WIB. Hingga pukul 06.20 WIB kemarin, tercatat ada 13 korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru, dua di antaranya sudah teridentifikasi.
Sementara korban luka dari erupsi Gunung Semeru yang pada umumnya merupakan korban luka bakar, saat ini ditangani di puskesmas sekitar lokasi terdampak.Salah satu kisah pilu korban erupsi gunung semeru terkuak.Pasangan ibu dan anak ditemukan meninggal dunia dalam kondisi berpelukan.Dikutip dari pemberitaan tribunsolo.com, ibu dan anak meninggal dunia dalam kondisi saling berpelukan di dapur rumah mereka.Adapun rumah mereka memang terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.Dua korban meinggal dunia itu bernama Salamah (70) dan anaknya Rumin (28).Mereka ditemukan meninggal dunia di antara reruntuhan bangunan yang roboh.
Diduga Rumin saat kejadian erupsi Gunung Semeru hendak menyelamatkan ibunya yang tak sanggup berjalan karena faktor usia.
Legiman, adik ipar Salamah mengatakan saat Gunung Semeru erupsi semua orang di desanya lari berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.Ketika kondisi tersebut, diduga Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri.Sehingga keduanya ditemukan meninggal dunia dalam keadaan berpelukan."Tadi pagi kan saya cari adik ipar sama ponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan di bawa ke rumah untuk dimakamkan," kata Legiman.Dua anggota keluarga Salamah, kata dia, juga bernasib malang.Suami dan anak Salamah mengalami luka cidera akibat terkena reruntuhan bangunan rumah."Suami Rumini dan anaknya selamat, mereka sekarang dirawat di Puskesmas," ujarnya.Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lumajang Bayu Wibowo mengatakan, total jumlah korban yang meninggal dunia terus bertambah."Untuk siapa-siapanya kami masih melakukan pendataan dan konfirmasi namanya beserta keluarganya," katanya.
Baca Juga: Tidak Hanya di Bandara YIA, Siskaeee Ternyata Juga Eksibisionis di Beberapa Tempat di Yogyakarta, Polisi Langsung Tau Karena Hal Ini!GridPop.ID (*)