GridPop.ID - Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) lalu telah membuat warga panik sebab mengeluarkan Awan Panas Guguran yang bergulung-gulung.
Menyusul kemudian suasana gelap saat abu vulkanik mulai menyergap perkampungan.
Deretan rumah warga pun ludes diterpa abu Gunung Semeru, namun dibalik itu ternyata ada kisah cukup mencengangkan.
Rumah milik Wagiman alias Pak Roh warga Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur lolos dari sapuan awan panas guguran dan lahar Gunung Semeru.
Dilansir dari Tribunnews.com, tampak rumah Pak Roh tak ada tanda-tanda kerusakan, atap utuh, kaca jendela tak pecah, tembok tak retak, dan dalam rumah bersih dari abu vulkanik.
Padahal rumah milik tetangganya di sisi kiri maupun kanan, tertimbun lahar sekitar 2-4 meter.
Wagiman juga tak mengira bila rumahnya tetap berdiri kokoh saat material vulkanik Gunung Semeru menghempas Dusun Kampung Renteng.
Dia mengetahui rumahnya tetap utuh, dari para tetangga, sehari pasca erupsi Gunung Semeru, Minggu (5/12).
"Saya sudah pasrah saat itu. Tetapi tetangga mengabarkan rumah saya tetap utuh. Saya tak menyangka," katanya, Kamis (9/12).
Sementara, banyak warganet menganggap jika keajaiban rumah Wagiman tak tersapu material vulkanik karena amalan yang dijalankan.
Faktanya, memang Pak Roh seorang yang taat ibadah dan dermawan.
Ia tak segan membantu para tetangga yang membutuhkan, tanpa pamrih.
"Saya kerap baca surat yasin 3 kali tiap habis maghrib dan 21 kali surat Al Ikhlas. Salat lima waktu dijalankan. Tak lupa berbagi dengan tetangga tanpa mengharap imbalan. Kalau saya ada (rezeki) akan saya berikan. Tetangga saya anggap keluarga sendiri," ungkapnya.
Tetangga pak Roh, Sugeng, membenarkan hal itu. Menurutnya, Wagiman sosok yang rajin beribadah. Selain, itu Wagiman dikenal baik dengan tetangga.
"Pak Wagiman orangnya baik, suka berbagi dengan tetangga serta sopan," pungkasnya.
Di sisi lain, saat Gunung Semeru mengeluarkan kepulan asap tebal ke udara Wagiman tengah beraktivitas mengambil kelapa dari pohonnya.
Dari atas pohon kelapa, Wagiman memandang jelas kepulan asap itu. Kemudian, dia turun dan mengabarkannya kepada delapan anggota keluarganya di rumah.
Lantas, Wagiman dan keluarga menyelamatkan diri menjauh dari dusun. Seluruh keluarganya selamat dari erupsi Gunung Semeru.
Sementara situasi semakin mencekam saat Gunung Semeru erupsi itu pun membuat warga menjerit dan berlarian, berusaha menjauh dari kejaran awan panas.
Tak terkecuali seorang ibu hamil bernama Ayuningsih yang tinggal di kaki Gunung Semeru, tepatnya di Dusun Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Saya tak memikirkan apa-apa, pokoknya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," kata Ayu menceritakan kondisi saat itu, seperti dilansir Kompas.com dari Tribun Jatim, Senin (6/12/2021).
Ayu berusaha mengerahkan segenap kekuatan yang dia miliki untuk melindungi bayi dalam kandungannya.
Sekalipun dalam kondisi susah payah itu, dia harus berlari sejauh belasan kilometer. Sesekali dia terpaksa dipapah karena keadaan perutnya.
"Usia kehamilan saya sembilan bulan," katanya. Saat itu, kata dia, semua warga berlari seakan berlomba menyelamatkan diri.
Hingga kakinya sempat terinjak-injak warga lainnya yang juga pontang-panting menuju lokasi aman.
Selama berlari, Ayu merasakan rasa nyeri luar biasa pada perutnya. Tetapi dia mencoba bertahan demi buah hati yang kelahirannya sangat dia nantikan.
Ayu bersyukur akhirnya tiba di tempat aman usai berlari belasan kilometer. Dia pun langsung menjalani pemeriksaan di Puskesmas Penanggal.
"Alhamdulillah tak ada masalah pada janin. Janin yang saya kandung sehat," ujar dia.
Meski demikian, Ayu memastikan, tak ada harta bendanya yang bisa diselamatkan. Padahal sebentar lagi dia akan melahirkan.
"Semoga ada yang membantu biaya persalinan. Karena tidak ada harta benda, termasuk uang yang bisa diselamatkan," ujar dia pilu.
GridPop.ID (*)