GridPop.ID - Tak banyak orang tahu bahwa wanita lebih mudah terserang depresi ketimbang pria.
Tahukah kamu apa alasannya?
Dilansir dari Kompas Health, salah seorang ahli kesehatan jiwa, dr. Nalini Muhdi, Sp.KJ(K), FISCM menerangkan, wanita 1,5 hingga 3 kali lipat berisiko lebih banyak mengalami depresi dibanding pria.
Akan tetapi, angka tersebut masih menjadi perdebatan lantaran jumlah pria yang tedata masih cukup terbatas.
Meski begitu, dr. Nalini mengatakan bahwa ada tiga alasan wanita mudah mengalami depresi, yaitu:
- wanita mudah mengekspresikan perasaan,
- wanita mudah meminta bantuan,
- wanita mudah afektif.
Di sisi lain, depresi yang dialami oleh perempuan disebabkan oleh pengaruh hormon karena kondisi-kondisi berikut ini:
- gangguan disforia pramenstruasi,
- depresi terkait dengan kontrasepsi hormonal,
- aborsi dan keguguran dan depresi,
- kehamilan dan depresi,
- depresi pasca melahirkan,
- infertilitas dan depresi pada wanita,
- perimenopause, menopause, dan depresi.
Lebih lanjut, dr. Nalini mengungkap ketika depresi tidak diobati maka dapat berkembang menjadi depresi mayor, bipolar, dan depresi kronis.
Depresi memasuki fase depresi mayor ketika gejala yang timbul adalah sebagai berikut:
- penurunan mood,
- murung,
- alami gangguan tidur,
- alami anhedonia,
- kelelahan,
- perasaan bersalah,
- penurunan konsentrasi,
- adanya pikiran untuk bunuh diri.
Biasanya gejala tersebut terjadi dalam periode dua minggu dan menyebabkan distres atau hendaya signifikan pada aspek sosial, pekerjaan, dan area lainnya.
Tapi, meski depresi pada perempuan lebih tinggi dibanding pada laki-laki, angka bunuh diri yang terjadi malah banyak dialami oleh laki-laki daripada perempuan.
Berdasarkan Sample Registration Survey yang dipaparkan oleh Nalini, setiap tahun terjadi 1800 kasus bunuh diri di Indonesia karena depresi.
Bisa dikatakan setiap hari ada lima orang yang melakukan bunuh.
Dari angka tersebut, 29 persen di antaranya adalah perempuan, sedangkan sisanya, yakni 71 persen, adalah laki-laki.
Sementara itu dilansir Healthline via dari Tribun Wow, mengatasi depresi ternyata salah satu caranya bisa dengan mengonsumsi teh safron.
Ya, berdasarkan studi yang lebih tua di Jurnal Etnofarmakologi menemukan bahwa safron sama efektifnya dengan obat fluoxetine (Prozac) dalam mengatasi depresi ringan hingga sedang.
Sebuah tinjauan dalam Journal of Integrative Medicine memeriksa beberapa penelitian yang melibatkan penggunaan safron untuk pengobatan depresi pada orang dewasa di atas 18 tahun.
Para peneliti menemukan bahwa safron memang memperbaiki gejala untuk orang dengan gangguan depresi mayor.
Ini mungkin menjadikan rempah-rempah sebagai alternatif yang baik untuk orang yang tidak mentoleransi obat antidepresan dengan baik.
GridPop.ID (*)