GridPop.ID - Seorang tersangka predator seks berantai menyamar menjadi dokter kandungan.
Dilansir dari Kompas.com, pria di Italia itu melakukan tipu daya pada ratusan wanita saat menyamar menjadi dokter kandungan.
Pria itu melancarkan aksi bejatnya dengan cara melakukan video call dengan para korban.
Dalam aksinya, tersangka berhasil membujuk ratusan wanita agar bersedia menjalani pemeriksaan alat kelamin via online yakni lewat aplikasi Zoom hingga Hangouts.
Dari penggeledahan di rumah tersangka, polisi di Kota Bari turut menyita sejumlah smartphone serta kartu memori yang digunakan pelaku.
Polisi berhasil menguak kasus ini usai melakukan penyadapan ponsel pelaku dan adanya keluhan dari para korban.
Pria itu diduga menelepon para wanita yang pernah menjalani swab di klinik-klinik Italia.
Kemudian ia memberitahu bahwa mereka didiagnosis dengan sejumlah infeksi vagina, kata polisi dalam pernyataan yang dikutip AFP.
"Dia kemudian membujuk mereka menjalani pemeriksaan ginekologi online," katanya.
Lebih lanjut, polisi menerangkan bahwa lebih dari 400 wanita mulai dari Lazio hingga Lombardia dan Calabria telah menjadi sasaran pelaku.
"Dia memperkenalkan dirinya sebagai dokter.
Dia tahu tanggal dan tempat lahir saya dan bertanya apakah saya pernah melakukan pemeriksaan ginekologi dalam beberapa bulan terakhir," lapor harian Repubblica mengutip salah satu korban.
"Dia mengajukan pertanyaan yang semakin pribadi...
kemudian meminta video call melalui Zoom atau Hangout... (dan) meminta saya untuk menunjukkan bagian pribadi saya untuk mengonfirmasi diagnosis," kata perempuan itu, yang hanya disebut sebagai "Lucia".
Kasus ini terus didalami pihak kepolisian.
Sementara itu dilansir dari Tribunnews.com, aksi predator seksual juga terjadi di Tanah Air.
Pria berinisial S memanfaatkan game online Free Fire (FF) dengan meminta para korban mengirim video serta foto tak senonoh.
Ketika S diperiksa, diakuinya bahwa perbuatan tersebut dilakukan demi keuntungan pribadi.
"Dari hasil penyidikan kita, video tersebut hanya untuk koleksi pribadi," kata Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Reinhard Hatagaol saat dikonfirmasi, Jumat (3/12/2021).
Sejauh ini telah ada 11 korban yang berusia di bawah umur terkait kasus ini.
Belasan korban itu berasal dari wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
"4 anak sudah ditemukan dan sudah dilakukan pemeriksaan, 7 anak belum ditemukan identitasnya," tukasnya.
Dalam aksinya, pelaku mengiming-imingi korban untuk diberikan 500-600 diamond FF atau senilai Rp100 ribu.
Sebagai gantinya, korban diminta untuk mengirimkan foto atau video porno kepada pelaku.
GridPop.ID (*)