"Walaupun mumi dan daddy sudah bercerai, kami mengajari anak untuk pandai menjaga diri."
"Kami bersyukur karena dia seorang anak yang sangat mendengarkan orangtuanya," kata Mazan.
Melihat anaknya yang ceria dan tenang, Mazan berkeinginan menjadi ayah yang lebih bertanggung jawab.
"Saya ingin yang terbaik untuk anak saya."
"Saya mau memberikan perhatian lebih kepada anak setelah ini," ungkapnya.
Natasha juga mengatakan, dia dan Mazan berencana untuk kembali sebagai pasangan suami istri pada Februari 2022.
"Yang menjadi penyebab cerai adalah kesalahan dan ego masing-masing tanpa berpikir panjang."
"Jika anak sudah besar, baru kami sadar ego telah merusak segalanya."
"Keputusan untuk kembali bersama menjadi jalan terbaik."
Permasalahan yang datang silih berganti terkadang menjadi penyebab dua insan yang saling mencintai tidak bisa melanjutkan hubungannya.
Tapi, bukan berarti sebuah hubungan yang telah 'rusak' tidak bisa diperbaiki.
Alasan lain memutuskan untuk kembali bersama karena mereka merasa yakin bahwa ada alasan untuk kembali bersama, setelah merasakan hidup berjauhan tanpa saling berkomunikasi.
Dilansir dari Kompas.com, Riset dari Kansas State University di tahun 2013 menemukan bahwa hampir separuh dari responden mengaku bersatu kembali karena merasa bahwa pasangan mereka telah berubah menjadi lebih baik, atau yakin akan lebih baik dalam berkomunikasi.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science, para peneliti menanyakan kepada responden di Kanada alasan mereka tetap bertahan atau meninggalkan hubungan mereka.
Alasan populer untuk bertahan adalah karena mereka optimis-berharap pasangannya akan berubah, investasi emosional dalam hubungan, tugas keluarga, dan ketakutan akan ketidakpastian yang akan terjadi.
Sebanyak 66 persen orang mengatakan bahwa mereka ingin bertahan karena keintiman dan ketergantungan yang telah mereka kembangkan bersama pasangan mereka dari waktu ke waktu.
GridPop.ID (*)