Menahan urine dapat memengaruhi cara saraf "peregangan" di kandung kemih berkomunikasi dengan otak, dan otak mungkin tidak lagi mengenali pesan secara efektif.
2. Peningkatan risiko infeksi saluran kemih (ISK)
Menahan urine dapat meningkatkan jumlah bakteri di kandung kemih, meningkatkan kemungkinan berkembangnya ISK.
3. Kerusakan struktur saluran kemih
Sering menahan kencing dapat menyebabkan urin kembali ke ginjal, sehingga bisa merusak ginjal dan kandung kemih.
Ada juga kemungkinan kandung kemih pecah karena retensi urin, meski hal itu jarang terjadi.
Peningkatan tekanan pada kandung kemih menyebabkannya bisa pecah, jika ada area yang lemah di dindingnya.
Jika tidak diperiksakan dan menahan kencing masih dibiasakan, maka robekan (ruptur) kandung kemih dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa, yaitu sepsis, yang melibatkan infeksi parah dan gagal ginjal.
Bagaimanapun, ketika seseorang menahan kencing terlalu lama, otot kandung kemih tidak dapat meregang lebih jauh, dan orang tersebut mengalami inkontinensia.
Inkontinensia urine merupakan kondisi hilangnya kontrol kandung kemih, sehingga pengidap bisa mengeluarkan urine tanpa disadari.
Sementara itu dilansir dari Kompas.com, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menerangkan hal serupa jika menahan buang air kecil.