Find Us On Social Media :

Tak Sadar Bisa Mengancam Nyawa! Mulai Sekarang Stop Kebiasaan Buruk Menahan Buang Air Kecil, Dokter Bongkar Bahayanya Jika Masih Ngeyel

By Lina Sofia, Rabu, 19 Januari 2022 | 20:41 WIB

Ilustrasi buang air kecil

GridPop.ID - Buang air kecil merupakan hal alami yang dilakukan oleh setiap manusia.

Buang air kecil biasanya dilakukan secara rutin, namun sebagian dari kita terkadang memiliki kebiasaan untuk menahannya.

Padahal kebiasaan ini bisa berdampak buruk untuk kesehatan kita, lho.

Mengutip Tribun Jabar dari Verywell Health, urine yang ditahan di kandung kemih ini ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri.

Minum dan kencing secara teratur adalah cara terbaik untuk menghindari pertumbuhan berlebih bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di kandung kemih.

Mengutip Medical News Today, sebagai informasi kandung kemih adalah organ yang menampung urine yang diproduksi ginjal. Bentuknya seperti tabung tipis berotot.

Otot-otot kandung kemih berada dalam keadaan rileks untuk memungkinkan menampung lebih banyak urine.

Ketika seseorang pergi untuk buang air kecil, otak mengirimkan pesan yang memberitahu kandung kemih untuk berkontraksi.

Kontraksi ini menekan urine untuk mengalir dari uretra dan keluar dari tubuh. Kandung kemih dapat mengembang seiring bertambahnya cairan yang disaring ginjal.

Baca Juga: Tinggalkan Sekarang Juga! Hobi Menahan Kencing Dapat Ancam Ginjal, Dokter Beberkan Dampak Mengerikan di Balik Kebiasaan Sejuta Umat Ini

Mengutip Medical News Today, orang sering menahan kencing sejumlah efek buruk bisa terjadi, meliputi:

1. Peningkatan risiko disfungsi kandung kemih

Menahan urine dapat memengaruhi cara saraf "peregangan" di kandung kemih berkomunikasi dengan otak, dan otak mungkin tidak lagi mengenali pesan secara efektif.

2. Peningkatan risiko infeksi saluran kemih (ISK)

Menahan urine dapat meningkatkan jumlah bakteri di kandung kemih, meningkatkan kemungkinan berkembangnya ISK.

3. Kerusakan struktur saluran kemih

Sering menahan kencing dapat menyebabkan urin kembali ke ginjal, sehingga bisa merusak ginjal dan kandung kemih.

Ada juga kemungkinan kandung kemih pecah karena retensi urin, meski hal itu jarang terjadi.

Peningkatan tekanan pada kandung kemih menyebabkannya bisa pecah, jika ada area yang lemah di dindingnya.

Jika tidak diperiksakan dan menahan kencing masih dibiasakan, maka robekan (ruptur) kandung kemih dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa, yaitu sepsis, yang melibatkan infeksi parah dan gagal ginjal.

Bagaimanapun, ketika seseorang menahan kencing terlalu lama, otot kandung kemih tidak dapat meregang lebih jauh, dan orang tersebut mengalami inkontinensia.

Inkontinensia urine merupakan kondisi hilangnya kontrol kandung kemih, sehingga pengidap bisa mengeluarkan urine tanpa disadari.

Baca Juga: Intensitas Buang Air Kecil Mendadak Berubah Tak Wajar? 3 Hal Ini Bisa Jadi Faktor Pemicu, Umur Salah Satunya Loh! 

Sementara itu dilansir dari Kompas.com, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menerangkan hal serupa jika menahan buang air kecil.

Menahan buang air kecil akan menyebabkan anyang-anyang atau sistitis.

"Sistitis adalah infeksi yang terjadi pada kandung kencing," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/12/2021).

Orang yang mengalami sistitis akan mengalami gejala sebagai berikut:

- Nyeri anyang-anyang

- Saat kencing atau buang air kecil terasa sakit dan panas

- Urine berwarna merah

- Demam

Jika penderita telah mengalami demam, maka kondisinya sudah parah.

"Oleh karena itu, jika pada wanita yang mengeluh sakit saat kencing atau terasa “anyang-anyang” harus diduga sedang mengalami sistitis," ujar Ari.

"Penyakit ini jangan dianggap sebagai penyakit yang simpel. Jika tidak ditangani dengan baik, sistitis bisa berlanjut ke ginjal dan menjadi infeksi ginjal akut," lanjut dia.

Baca Juga: Apes! Kebelet Buang Air Kecil, Pria Ini Malah Digigit Ular Kobra di Kamar Mandi hingga Buat Organ Vitalnya Membusuk, Kondisinya Bikin Merinding

GridPop.ID (*)