GridPop.ID - Topik perihal NFT atau Non-Fungible Token baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan publik.
Di Indonesia, mencuatnya NFT setelah pemuda bernama Ghozali berhasil menjual foto selfie-nya selama 5 tahun seharga miliaran rupiah sebagai produk NFT di OpenSea.
Tak hanya Ghozali, Brittany Pierre (36) seorang fotografer di Amerika Serikat juga menjadi miliarder berkat berjualan NFT (Non-Fungible Token).
Dulu dia hanya punya uang 10 dollar AS (Rp 143.000), tetapi sekarang ada 109.000 dollar AS (Rp 1,5 miliar) di rekening banknya.
Dilansir dari Kompas.com, cerita bermula pada tahun 2021 saat Brittany berjuang bertahan hidup, lapor CNBC.
Dia hampir tidak mampu membayar biaya indekos di Chicago, negara bagian Illinois, dan biasanya hanya makan daging giling atau tuna kalengan.
Brittany menggambarkan uangnya saat itu cuma sekadar mampir. Kemudian dia belajar tentang NFT, unit data yang tidak dapat dipertukarkan yang disimpan di blockchain yang dapat dijual dan diperdagangkan.
Jenis NFT antara lain file digital seperti foto, video, dan audio. Dia pikir NFT akan tepat untuk menjual karya seninya, dan dia benar.
Dikutip dari The Sun pada Jumat (4/2/2022) Karya seni NFT Brittany masing-masing dijual seharga beberapa ratus dolar, lebih banyak daripada penghasilan karya seni fisiknya.
Setelah seorang kolektor NFT ternama yang dikenal sebagai Weesh melihat karya seninya di Twitter, Brittany berhenti dari pekerjaan sehari-harinya dan totalitas menekuni bidang NFT sejak saat itu.
“Awalnya, itu dimulai dengan aku membayar sewa tepat waktu dan penuh,” katanya kepada CNBC.
"Lalu, aku bisa mengisi lemari es, yang tidak pernah bisa kulakukan sendiri."
Di luar kebutuhan pokoknya, Brittany juga mampu membeli keperluan penunjang lainnya. Dia membeli lebih banyak peralatan fotografi film dan sesekali berbelanja barang-barang.
Selain itu, Brittany pun menabung untuk membeli Tesla dan tempat tinggalnya sendiri.
Dia sebelum berjualan NFT tidak pernah menghasilkan lebih dari 15 dollar AS (Rp 215.000) per jam, dan tahun lalu penghasilannya di atas 100.000 dollar AS.
Sebagai informasi, dilansir dari Tribun Bali, tren NFT ke depan, yaitu NFT untuk Metaverse, seperti jual beli tanah virtual dan item virtual.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda.
Menurut Teguh, di dunia metaverse, NFT memiliki peran penting, dimana banyak digunakan untuk berbagai kepentingan seperti dijadikan rewards saat bermain game dengan konsep play-to-earn.
Oleh karena itu NFT dinilai akan terus berkembang, baik di kancah global maupun di Indonesia, khususnya NFT yang mendorong ekonomi kreatif dan digital.
Penilaian ini juga didukung dengan data dari Dappradar yang menyebutkan tren transaksi penjualan NFT secara global menyentuh angka 25 miliar dolar AS (sekitar Rp 358 triliun) sepanjang 2021.
"Kami percaya NFT yang menekankan pada kelangkaan dan utility atau kegunaan akan populer, karena itu bisa menambah potensi manfaat NFT dan mendorong ekonomi kreatif dan digital," ujar Teguh.
Viralnya Ghozali juga akan turut meningkatkan literasi digital, khususnya terkait NFT, sehingga menurut Teguh bisa mendorong orang untuk terjun ke dunia NFT.
Namun demikian, NFT belum dapat dipastikan menjanjikan keuntungan atau tidak.
Sebab, menurut Teguh, NFT masih terbilang baru meski peluangnya bisa dikatakan besar, dan akan terus berkembang.
GridPop.ID (*)