GridPop.ID - Tahun 2018 menjadi tahun terberat untuk Ahmad Albar.Pasalnya, Ahmad Albar harus kehilangan putra kesayangannya yakni Faldy Albar.Dikutip dari laman kompas.com, meninggalnya putra ketiga penyanyi rock Ahmad Albar, Faldy Albar menyisakan tanya. Pasalnya selama ini Faldy tak pernah diketahui sakit. Menurut Ahmad Albar, Faldy meninggal karena penyakit maag akut yang dideritanya. "Sakit liver sama maag-nya. Jadi dia sering sakit di perut," kata Ahmad Albar saat ditemui di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (30/8/2018).Ahmad Albar menambahkan bahwa Faldy telah dirawat sejak tanggal 20 Agustus 2018."Tanggal 20 malam dirawat di Abdi Waluyo, masih sehat masih bisa komunikasi. Tanggal 29 kemarin, dirawat di ICU," ungkapnya. Namun pada tanggal 28 Agustus, Faldy mengeluh sesak napas dan penglihatannya kabur. "Tanggal 28 sesak napasnya. Selama delapan hari, dia merasa sesak. Penglihatannya sudah kabur. (Tanggal) 29 pagi kemarin dirawat di ICU. (Di) ICU sudah drop. Sampai 17.20 WIB ajal menjemput," imbuh vokalis grup band God Bless itu.Faldy Albar mengembuskan napas terakhir di usia 35 tahun di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat pukul 17.20 WIB, Rabu (29/8/2018).
Penyebab Sakit LiverSakit liver bisa disebabkan karena poli hidup dan makanan yang kita konsumsi.Bahkan, tanpa disadari, banyak dari kita yang masih melakukan kebiasaan makan yang sebenarnya berbahaya untuk liver.Dikutip dari laman sajiansedap.com, mulai sekarang, tolong hindari deretan makanan dan minuman favorit ini agar kesehatan liver tetap terjaga!1. Konsumsi Makanan yang Terlalu AsinTak sedikit dari kita suka makanan dengan rasa asin.Sepertinya makanan tak terasa bila tak menambahkan garam.Nah, kebiasaan ini yang harus dihentikan sekarang juga!Para ahli sebenarnya menyarankan untuk mengonsumsi garam tak lebih dari setengah sendok teh setiap harinya.Ironisnya, orang Indonesia bisa mengonsumsi garam bahkan dua sampai kali lipat dari takaran yang disarankan.
Belum lagi jika kita mengonsumsi makanan siap saji, bisa sampai 5 kali lipat takaran akibat proses pengawetan.Dilansir halaman cookinglight.com, Professor Kristen Roberts dari Yayasan Liver Amerika menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki masalah hati yang sudah ada sebelumnya.Kelebihan natrium dapat menyebabkan retensi air dan peradangan di perut.Kedua hal ini bisa membuat liver bekerja terlalu keras.Roberts sangat menyarankan untuk mengikuti diet rendah sodium untuk mencegah komplikasi akibat kelebihan mengonsumsi natrium yang terkandung dalam garam.2. Makan Tanpa Memperhatikan Asupan GiziHayo, apakah hari ini Anda sudah memenuhi asupan gizi harian?Pasti banyak yang menjawab tidak.Karena kesibukan bekerja, banyak dari kita yang hanya makan untuk mengenyangkan perut, bukan untuk memenuhi kebutuhan gizi.Karena asupan gizi yang tak seimbang, tak sedikit dari kita yang terkena obesitas.Obesitas bisa disebabkan karena asupan gizi tak seimbang dan kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji yang sangat membahayakan liver kita.
Dibahas pada halaman NaturalON.com, liver memproses dan mengatur jumlah lemak dan gula yang masuk ke dalam darah kita.Tetapi pada orang obesitas terlebih lagi bagi mereka yang suka mengonsumsi makanan siap saji, liver menjadi kebas dan mulai menyimpan kelebihan lemak di dalam selnya.Akhirnya, ketika liver telah mengumpulkan lemak, maka terjadi peradangan dan kerusakan pada liver.3. Mengonsumsi Banyak AlkoholSudah bukan rahasia lagi kalau alkohol menjadi penyebab kerusakan liver yang paling banyak di dunia ini.Konsumsi alkohol berlebihan ternyata menurunkan kemampuan liver untuk membuang racun dikarenakan alkohol.Daripada menyaring racun-racun lain, liver justru sibuk mengubah alkohol menjadi senyawa yang kurang beracun.Jika terlalu sering, liver akan mengalami peradangan yang benar-benar merusak sel-sel hati itu sendiri.Dalam jangka panjang, konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan gagal fungsi hati yang berujung nyawa sebagai taruhannya.Setelah membaca kebiasaan makanan yang dapat merusak hati ini, sebaiknya kita segera menghentikannya sebelum terlambat, ya!
GridPop.ID (*)