Ini lantaran mereka tak yakin apa yang akan terjadi ke depannya.
"Situasinya sulit. Kami akan memperjuangkan tanah kami."
"Kami mungkin bisa mati, dan kami hanya ingin bersama sebelum semua itu terjadi," kata Arieva.
Kini saja saat penikahan berlangsung suara sirine serangan udara menggema seisi gedung.
"Itu sangat menakutkan," kata Arieva, 24 Februari lalu.
Setelah menikah, Arieva dan Fursin (24) yang berprofesi sebagai teknisi perangkat lunak, bersiap untuk pergi ke Pusat Pertahanan Teritorial setempat untuk bergabung membela negara.
"Kami harus melindunginya. Kami harus melindungi orang-orang yang kami cintai dan tanah yang kami tinggali."
"Saya berharap yang terbaik, tetapi saya melakukan apa yang saya bisa untuk melindungi tanah saya," katanya.
Arieva berharap bisa merayakan pernikahannya suatu hari nanti.
“Mungkin mereka (Rusia) baru saja keluar dari negara kami dan kami akan bisa merayakannya secara normal."
"Saya hanya berharap semuanya akan berjalan normal dan kami akan mempertahankan tanah kami, kami akan membuat negara kami aman dan bahagia tanpa ada orang Rusia di dalamnya," ujar Arieva.
GridPop.ID (*)