GridPop.ID - Pernikahan antara setidaknya tiga orang, yaitu seorang suami dan dua orang istri ini disebut poligami.
Praktik poligami ini bukanlah sesuatu yang baru di beberapa bagian negara termasuk di Indonesia.
Seperti yang viral baru-baru ini seorang wanita membantu mengurus poligami hingga pernikahan sang suami dengan istri keduanya.
Pengunggah dari video tersebut adalah akun TikTok @fitrimchandra.
Dalam video tersebut, tertulis sebuah narasi yang mengatakan sang suami meminta izin pada istri pertamanya untuk menikah kembali.
Dilansir dari Tribunnews.com, istri pertama yang mengizinkan sang suami menikah lagi diketahui bernama Fitri asal Ciamis, Jawa Barat.
Sementara, suaminya bernama Eddys Chandra dan istri kedua bernama Lisna Susanti.
Ketika ditanya awal Fitri mengizinkan Candra menikah lagi, ternyata sang suami berselingkuh dengan Lisna pada 2019 lalu.
Fitri mengungkapkan, Candra langsung memutus hubungan dengan Lisna, saat ketahuan berselingkuh.
“Tahun 2019, suami saya selingkuh dengan dia, setelah ketahuan, suami saya lost contact sama dia selama kurang satu tahun lost contact-nya,” cerita Fitri saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (24/3/2022).
Namun, kata Fitri, pada awal 2021, dirinya mengatakan Candra kembali menjalin hubungan dengan Lisna saat ia sedang hamil tua.
“Pada awal 2021, dia balik lagi ke cewek itu, pas saya hamil tujuh bulan."
“Selama dia selingkuh, rumah tangga saya baik-baik aja, gak ada problem apapun, suami saya baik banget dan gak ada kejanggalan,” tuturnya.
Kemudian, saat bayi yang di dalam kandungannya lahir dan berusia tiga bulan, ia pun berinisiatif untuk mencari tahu.
Lebih lanjut, Fitri mengaku pernah bertengkar hebat dengan Candra hingga sang suami tak pulang ke rumah.
Karena lelah dengan pertengkaran yang terjadi, Fitri pun meminta ke orang tuanya dan mertua agar suaminya diizinkan untuk menikah lagi.
Namun, orang tua Fitri dan Candra tidak mengizinkan
Hanya saja, Fitri tetap teguh dengan pendiriannya untuk meminta izin ke orang tua dan mertua agar hubungan Candra dengan Lisna tidak menjurus ke perzinahan.
“Mereka gak mengizinkan, tapi saya tetap kukuh harus diizinin suami saya nikah lagi, daripada suami saya zina,” ujarnya.
Saat ditanya alasan Fitri tetap menerima Lisna, lantaran istri kedua suaminya itu memiliki sifat baik dan selalu menurut dengan perkataannya serta Candra.
“Dia orangnya baik, gak neko-neko, selalu nurut apa kata saya ataupun suami.”
“Dia selalu sadar diri kodratnya istri kedua tuh gimana gitu,” katanya.
Ia menambahkan, kesediannya untuk berpoligami ini berkaca dari pengalaman orang tuanya yang bercerai serta mengingat akan buah hati.
“Gak ada bagi saya untuk cerai, saya lihat orang tua saya cerai aja sakit banget.”
“Apalagi anak-anak saya yang masih kecil-kecil,” ujar Fitri.
Ketika ditanya prosesi akad hingga resepsi pernikahan Candra dan Lisna, Fitri menceritakan tidak ada halangan berarti dan lancar-lancar saja.
Bahkan, Fitri mengaku dirinyalah yang memilih hantaran untuk pernikahan kedua suaminya hingga mengantarnya ke rumah Lisna.
Di akhir wawancara, Fitri berharap agar keluarganya tetap harmonis dan langgeng meskipun ada kehadiran istri kedua.
Pilihan berpoligami oleh seorang pria memiliki sejumlah risiko kesehatan yang dapat menerpa pihak wanita, baik yang menjadi istri pertama maupun istri kedua atau selanjutnya.
Dilansir dari Kompas.com, wanita yang dipoligami mungkin akan merasa bersaing, cemburu, dan diperlakukan tidak adil sehingga akan sulit mengalami orgasme saat berhubungan badan.
Lebih parah lagi, jika perempuan tersebut mengalami stres, mereka mungkin bisa lebih cepat mengalami menopause.
Dokter Boyke berpendapat, selain rentan dengan penyakit, perempuan juga lebih peka perasaannya apabila dioligami.
Dia mengungkapkan, meski perempuan sudah mengutarakan rela dan ikhlas, ketidakrelaan akan pilihan suami melakukan poligami biasannya terungkap saat behubungan seks, ketika tidak dapat lagi mencapai orgasme.
Keluhan yang sering diucapkan pasien poligami kepada Dokter Boyke yakni, “Dalam hati, mana ada sih, Dok, perempuan yang mau dipologami?”.
Rata-rata pasien menyatakan mereka mau dipoligami karena terpaksa, mengikuti aturan, atau faktor agama.
GridPop.ID (*)