Dilansir GridHot.ID dari Bastille Post Minggu (10/3/2019), wanita ini melihat sebuah poster di dinding toilet yang menawarkan uang cukup banyak bagi wanita yang mau menyumbangkan sel telurnya.
Dalam poster tersebut tertulis keterangan bahwa hal itu tak akan melukai tubuhnya dan hanya perlu menjual sel telurnya dengan injeksi setiap harinya selama setengah bulan.
Ia pun mendapat tawaran harga ganti sel telurnya sebanyak 10.000 yuan atau sekitar Rp 21 juta.
Kemudian wanita ini pun pergi ke tempat transaksi selama 10 hari berturut-turut untuk menyumbangkan sel telurnya.
Dalam proses penyumbangan sel telur, pihak penawar jasa menyuntikkan obat - obatan dan mengeluarkan sel telur dari dalam tubuh wanita tersebut.
Namun malang, setelah menjalani proses penyuntikan tersebut, ia malah mengalami pembengkaan hingga 7-8 bulan kehamilan.
Setelah dilakukan pemeriksaan medis, dokter menemukan bahwa ovariumnya membesar secara abnormal disertai perut yang penuh air.
Setelah ada pemeriksaan lanjut dan serangkaian tes medis, wanita ini didiagnosis menderita syndrom over simulation, yang jika tidak segera diobati akan menyebabkan kematian.
Usut punya usut, suntikan obat pada saat pengambillan ovulasilah yang menyebabkan pembengkakan.
GridPop.ID (*)