GridPop.ID - Ibu mana yang tak sedih melihat kondisi buah hatinya dirundung kesakitan.
Terlebih saat ia mengalami perubahan drastis yang bikin miris.
Agaknya hal itulah yang tengah merundung seorang ibu bernama Zawati Sembok ini.
Melansir mStar via Tribunnewsmaker.com, ibu yang akrab disapa Wati tersebut melihat adanya perubahan pada tubuh sang putra sejak awal Januari 2022 lalu.
Sang putra yang bernama Amir Aidil Yushairi Mohd Isa ini terlihat semakin kurus padahal porsi makannya tetap banyak seperti biasa.
Aidil awalnya juga mengalami demam sekitar satu minggu dengan kondisi tubuhnya yang tampak lemas dan pucat.
Melihat kondisi sang anak, Wati akhirnya mengajak Aidil untuk cek darah.
"Awal tahun baru ini anak saya demam sekitar satu minggu. Saya seidh melihat badannya lesu dan wajahnya sangat pucat. Saya memutuskan membawanya ke klinik untuk cek darah," ujar Wati.
"Saya cek takut ada penyakit. Nafsu makan juga tidak ada masalah, tapi badan makin kurus. Saya khawatir melihat keadaannya," lanjut Wati.
Dan benar saja. Tiga hari setelah Aidil melakukan cek darah, Wati menerima hasilnya dimana Aidil ternyata mengidap Chronic Myloid Leukemia.
Seolah tak percaya dengan hasil lab tersebut, Wati memutuskan untuk mengajak Aidil melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit swasta.
Namun hasilnya tetap sama, dokter mengatakan kalau Aidil menderita Leukemia.
"Setelah 3 hari, saya mendapatkan hasil cek darah dari Path Lab yang menyatakan bahwa anak saya menderita penyakit leukemia. Tapi saya masih tidak bisa menerima kenyataan.
Jadi saya bawa hasil cek darah anak saya ke dokter di rumah sakit swasta. Tapi dokter juga memvonis kalau anak saya mengidap leukemia," pilu Wati.
Mengetahui penyakit yang diidap sang anak, Wati pun hanya bisa menangis.
Ia tak sanggup menyampaikan kabar tersebut kepada Aidil.
Hingga akhirnya Wati menjemput Aidil dari asrama sekolah untuk pergi ke rumah sakit.
Wati meminta dokter sendiri yang menjelaskan soal penyakit tersebut ke pemuda berusia 17 tahun ini.
Kendati menderita leukemia, saat ini Aidil masih dalam perawatan tahap awal dengan mengonsumsi obat-obatan.
Aidil sendiri belum disarankan melakukan kemoterapi oleh dokter.
"Setelah anak saya divonis kanker, dia dirawat di Rumah Sakit Sultanah Nur Zahirah dekat Kuala Terengganu. 10 hari anak saya mengonsumsi obat untuk kemoterapi. Harga satu obat untuk 14 biji sekitar RM5166 (sekitar Rp 17 juta). Tapi obat tersebut masih gratis karena dari rumah sakit pemerintah dan anak saya masih berstatus murid," jelas Wati.
Yang membuat hati Wati semakin pilu yakni Aidil tak pernah mengeluh sakit meski kini ia harus menjalani perawatan khusus.
"Walaupun beratnya sudah turun dari 70 kg menjadi 52 kg, dia tidak pernah mengeluh sakit. Ketika saya tanya dia hanya menjawab 'OK' saja," ujar Wati.
Sekedar informasi, dilansir dari Kompas.com, Leukemia adalah kanker darah yang membuat produksi sel darah putih berlebihan dari dalam tubuh.
Saat jumlah sel darah putih berlebihan karena kanker darah, kinerja organ tubuh pun terganggu.
Melansir Medical News Today, leukemia biasanya menyerang anak-anak di bawah 15 tahun.
Namun, tak jarang kanker darah juga diderita orang berusia di atas 55 tahun.
GridPop.ID (*)