Parahnya lagi, bibi yang tinggal di rumah yang sama, sepenuhnya menyadari tindakan suaminya terhadap keponakannya.
Bahkan bibinya sama sekali tidak mencegah dan menyemangati suaminya untuk terus memaksa keponakannya berhubungan badan.
Beberapa waktu kemudian, gadis itu juga menceritakan semuanya kepada ibunya dengan harapan mendapatkan pembelaan.
Namun tidak, sang ibu bahkan mengatakan kepada putrinya, untuk menanggung perkosaan itu, seraya berkata "itu normal".
Pada suatu hari, gadis itu berhasil melarikan diri dari rumah, tetapi setelah beberapa hari, ibunya menemukannya dan membawanya kembali ke rumah bibi dan pamannya.
Kali ini, gadis itu tidak hanya dianiaya oleh pamannya, tetapi juga oleh 3 pria lain di rumah itu.
Ia diperkosa, dipukuli dan dianiaya hingga hamil.
Namun ibu dan bibinya membawanya untuk melakukan aborsi.
Kemudian, gadis itu dibantu oleh seorang polisi wanita, untuk dibawa tinggal di Dewan Layanan Sosial Kristen Madras.