Find Us On Social Media :

Tak Bisa Rem Nafsu di Bulan Ramadhan, Pria di Sukabumi Nyaris Perkosa Tetangga Saat Ditinggal Suami Tarawih, Begini Nasib Korban usai Berhasil Melawan

By Luvy Octaviani, Sabtu, 16 April 2022 | 19:22 WIB

Ilustrasi pemerkosaan

GridPop.ID - Kasus pemerkosaan masih marak terjadi.Bahkan, di bulan suci Ramadhan pun aksi keji tersebut masih kerap terjadi.Seperti halnya yang dilakukan oleh pria ini terhadap tetangganya sendiri.Bukannya mencari pahala di bulan Ramadhan, pria di Sukabumi justru nyaris perkosa tetangga saat ditinggal suami tarawih.Dilansir dari pemberitaan tribunnews.com, seorang wanita di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berinisial ER nyaris menjadi korban rudapaksa.Peristiwa itu terjadi saat korban di rumah sendiri, sedangkan suaminya sedang tarawih.Pelaku merupakan tetangga korban.Beruntung, aksi itu berhasil digagalkan oleh korban.Kendati demikian, korban mengalami luka tusuk di tubuhnya saat mempertahankan kehormatannya.

Baca Juga: Satu Indonesia Ketipu, Dikira Masih ABG Ternyata Artis Cantik Ini Sudah 2 Kali Menjanda, Kini Terlihat Seumuran dengan Suami Berondong 18 Tahun Lebih Muda!

Kapolsek Lengkong AKP Acep Sujana mengatakan ER nyaris dirudapaksa oleh pelaku IM saat ditinggal salat Tarawih oleh suaminya pada Rabu (13/4/2022) malam.Menurutnya, ER berhasil melakukan perlawanan sehingga gagal dirudapaksa pelaku.Namun, ER mengalami luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya.Saat itu IM melakukan kekerasan karena ER melakukan perlawanan.IM ditangkap polisi tanpa perlawanan di rumahnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian, karena diketahui IM masih satu desa dengan korban.Pelaku ditangkap sekitar pukul 15.30 WIB, Jumat (15/4/2022)."Jadi pelaku mendatangi korban yang sedang sendiri di rumahnya, pelaku mengetuk pintu rumah korban.""Namun setelah dibuka pelaku langsung masuk ke dalam rumah dan memaksa korban untuk menutup pintu, tapi ditolak oleh korban.""Sempat terjadi saling tarik menarik gagang pintu hingga korban berteriak minta tolong," kata Acep.

Baca Juga: 'Dia Gak Solehah', Malunya Sampai ke Ubun-ubun, Nita Gunawan yang Kadung Semringah Digosipkan Punya Hubungan dengan Sultan Andara Dianggap Begini di Mata Suami Nagita Slavina

"Pada saat korban minta tolong itulah pelaku mencabut pisau dari pinggangnya dan menusuk korban sebanyak 6 kali," ujarnya.Acep mengatakan, korban menderita luka tusuk senjata tajam di dada, di bawah payudara, pinggang, dan lengan."Setelah itu pelaku melarikan diri ke arah kebun di belakang rumah.""Korban saat ini dalam perawatan pihak Puskesmas Lengkong untuk diobati lukanya," ucapnya.Sebagai tambahan, pelaku kekerasan seksual atau pemerkosaan biasanya justru orang terdekat korban.Asih Widiyowati, aktivis perempuan Umah Ramah Cirebon mengatakan banyak kasus kekerasan seksual yang ia dampingi, pelakunya adalah orang terdekat korban seperti ayah kandung. "Seperti Semarang. Pelakunya adalah ayah kandung atau orang terdekat yang seharusnya memberikan rasa aman kepada anak," kata Asih saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (23/6/2022). Ia mengatakan relasi kuasa adalah kata kunci dari kasus kekerasan seksual yang dialami oleh anak atau juga perempuan."Relasi kuasa ini ada kuat ada yang lemah. Dan anak-anak tidak berani menolak karena takut diancam," kata dia.

Baca Juga: Sengaja Incar Gadis Bau Kencur, Begal Payudara di Madiun Diringkus Polisi Usai Setahun Beraksi, Korban Beberkan Fakta Menghebohkan

Asih juga menjelaskan kekerasan seksual berhubungan dengan pemahaman seksualitas dan pendidikan seksual yang masih dianggap tabu. "Padahal berbicara pendidikan seksual bukan bicara tentang esek-esek. Setiap manusia punya hasrat seksual, kita tak bisa menolakmya. Namun akan bermasalah jika melampiaskannya ke orang lain dan itu melanggar hak orang lain. Ya seperti ayah memperkosa anaknya," ungkap asih. Hal lain yang menurut Asih sangat penting adalah terkadang masyarakat abai dengan kondisi sekitar. "Ada banyak korban kekerasan seksual sebenarnya sudah memberi kode, tapi ada ancaman yang saya sebut relasi kuasa tadi. Ditambah masyarakat abai sehingga semakin banyak korban kekerasan seksual," kata asih.Untuk mencegah kekerasan seksual terjadi, Asih mengatakan orangtua harus mengajarkan kepada anak untuk berani mengungkapkan perasaan saat tidak nyaman. "Saya berharap kita semuar aware dengan tubuh, Berani speak up. Harus berani ngomong ketika kita nyaman. Please jangan diam," kata Asih.GridPop.ID (*)