GridPop.ID - Kematian adalah salah satu rahasia besar sang illahi.
Bak membalikkan telapak tangan, Dia mampu mengambil nyawa seseorang dengan begitu mudahnya.
Tak hanya satu, ratusan nyawa pun bisa diambil sekaligus dalam sekejap mata.
Salah satunya melalui terjangan bencana seperti yang melanda pantai Banten 2018 silam.
Dikabarkan Kompas.com, terjangan tsunami yang cukup besar sempat menghantam pantai Banten pada 22 Desember 2018.
Setidaknya ada 437 nyawa melayang dalam bencana mengerikan itu.
Korban bencana tsunami Banten juga datang dari kalangan selebritis lantaran kala itu memang sedang diadakan acara panggung hiburan.
Diantara para korban kala itu datang dari para personil band Seventeen berikut istri sang vokalis, Dylan Sahara.
Kini setelah 4 tahun berlalu, Ifan Seventeen, yang selamat dari bencana itu baru berani buka-bukaan soal momen pilu itu.
Dilansir dari GridFame.ID, Ifan yang menyebut selamatnya dia dari tsunami waktu itu sebagai mukjizat, mengaku sempat berpikir kejadian itu sebagai kiamat.
"Gue mimpi apa kiamat nih," ujar Ifan dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.
"Gue mikir, kegulung (ombak), muter-muter, sambil mikir, ini dalam air, gue berarti harus ke atas nih, harus ngambang, instingnya," sambung Ifan.
Sebelum menyadari dirinya tergulung ombak dan ada di tengah laut, Ifan sempat pingsan. Tubuhnya juga terlilit kabel.
Setelah sadar, dia berusaha bernapas, tapi yang dihirup hanya pasir dan air laut, sehingga Ifan memilih untuk menahan napas sambil berusaha melepaskan diri dari lilitan kabel.
"Akhirnya begitu lepas, gue ke atas, orang teriak tsunami, tsunami, baru tahu ini tsunami, nangis gue. Bukan nangis kejer, nangis mengeluh, karena gue pikir ini mimpi," lanjutnya.
Sesaat arus berhenti dan tenang, tapi kemudian arus air laut tiba-tiba mundur dan menarik tubuh Ifan kembali ke tangah laut.
Ifan melihat ada banyak orang berkumpul di tengah laut, dan ada satu orang yang berusaha memegang tangannya.
Insting bertahan hidup membuat Ifan yang juga kesusahan di tengah laut akhirnya menyikut orang tersebut dengan panik.
"Gue sikut-sikutin lah, kan gue udah engap, gue reflek, satu orang bapak-bapak pegang sini (siku) gue, gue sikut," ujar Ifan.
"Gue inget banget kata-kata gue 'jangan pegang tangan saya, pegang barang lain, karena kalau pegang tangan saya, kita berdua mati,'" kenang Ifan.
Akhirnya bapak tersebut berpegangan pada meja, begitu juga Ifan, tapi keduanya tenggelam saat ada orang lain yang juga datang ke meja tersebut.
Di situ Ifan kembali tenggelam, dan sempat ingin menyerah karena kelelahan.
"Begitu tenggelam di situ, gue ini udah nyerah lah. Udah cukup lah, Ya Allah cukup deh gue, gue udah capek, udah enggak ada tenaga lagi," ucap Ifan.
Ifan tenggelam dengan tangan ke atas, dia sadar dengan menahan napas sistem tubuh dalam keadaan tenggelam masih bisa bertahan 15 hingga 20 menit.
Pasrah dengan keadaannya, Ifan mulai bisa mendengar denyut nadi.
"Lama-lama gue ngerasa gue harus mengucap dua kalimat syahadat nih sebelum gue pingsan, siapa tahu mati, gue ngucapin dulu dong," ujarnya.
Belum selesai dia mengucap kalimat syahadat, tangan Ifan tiba-tiba menyentuh sebuah kotak, dan itu membuat Ifan terbangun, berusaha berenang ke atas.
Ifan tahu arah daratan karena melihat setitik cahaya dari kejauhan, saat itu dia yang berusaha mendorong kotak sambil berenang hingga menyadari kakinya menyentuh karang.
Bersama satu orang karyawan hotel yang saat itu kebetulan dikenalnya dan sama-sama berpegangan pada kotak, Ifan melepas kotak tersebut dan berusaha berdiri di karang.
Setelah akhirnya sampai di daratan, Ifan sempat tak sadarkan diri dan dibawa ke klinik, di mana ternyata banyak korban yang lebih parah kondisinya.
Sehingga Ifan meminta agar diantar ke rumah penduduk supaya tidak memenuhi tempat.
Saat itu yang ada di pikirannya hanya mencari orang yang dikenal, mencari istrinya, teman satu band, manajer, adik dan keluarga adiknya.
Ifan saat itu berhasil menemukan Aa Jimmy dan bassist Seventeen, tapi baru menemukan istrinya tiga hari kemudian di ruang mesin kolam renang.
"Istri gue di ruang mesin kolam renang, itu ada pintu kan, ketimpa pohon kejebak di situ," kata Ifan.
Menurut Ifan, di vila tempatnya menginap ada sekitar 250 orang karena sedang ada gathering, dan diketahui meninggal dunia sekitar 165 orang.
GridPop.ID (*)