Anofial pun sempat menjadi salah satu pengikut organisasi tersebut.
Dilansir dari berbagai sumber, pengakuan Anofial sebagai tokoh Darul Arqam tercantum dalam buku 'Jejak Hizbut Tahrir Indonesia' karya Pusat Data dan Analisa TEMPO.
Anofial bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 1989 dan menjabat sebagai pimpinan Darul Arqam untuk kawasan Jakarta dan Bogor.
Hal itu membuat organisasi tersebut sempat marak juga di Indonesia. Berpusat di Malaysia, sejak 1968, Abuya Ashaari menjaring lebih dari 100 ribu orang untuk bergabung dan tersebar di ASEAN, termasuk Indonesia.
Gerakannya berfokus pada banyak sektor, khususnya ekonomi. Intinya, Darul Arqam menganjurkan jemaahnya untuk berbisnis sesuai syariat demi menyucikan diri pada Tuhan dengan menyumbangkan harta.
Namun besarnya modal dan banyaknya keanggotaan Darul Arqam membuat pemerintah Malaysia menaruh curiga pada gerakan ini, baik secara akidah maupun kendaraan politik dan kekuasaan.
GridPop.ID (*)