Find Us On Social Media :

Duit Habis Saat Liburan, Gadis di Bawah Umur Nekat Jual Diri dengan Bayaran Rp 300 Ribu, Fakta Dibaliknya Bikin Tercengang

By Sintia N, Minggu, 1 Mei 2022 | 08:22 WIB

Ilustrasi prostitusi.

GridPop.ID - Bisnis prostitusi sampai saat ini masih marak ditemukan di masyarakat.

Bahkan dunia gelap itu kian berkembang hingga kini bermunculan yang namanya prostitusi online.

Ironisnya, prostitusi online itu kini turut menyeret beberapa oknum selebritis hingga remaja di bawah umur.

Dilansir dari laman Kompas.com pada Selasa(4/2/2020), menurut psikolog anak Ghianina Yasira Armand, BSc Psychology, MSc Child development, sekitar 150.000 anak Indonesia dilacurkan dan diperdagangkan untuk tujuan seksual.

Dia mengungkap, berdasarkan penelitian, ada beberapa daerah di Indonesia yang dikenal memiliki usaha prostitusi anak sejak dulu.

Disebutkan salah satu faktor prostitusi anak adalah karena alasan ekonomi.

"Tujuan dari prostitusi tersebut bermacam-macam, salah satunya adalah anak digunakan untuk membayar hutang orangtuanya," kata Ghianina yang juga ahli psikologi terapan dari Personal Growth kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020).

"Hal ini menandakan bahwa faktor ekonomi dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya prostitusi anak," tegasnya.

Ghianina menyebut, tingkat kemiskinan yang tinggi di Indonesia mendorong orang untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai norma.

Baca Juga: Curhat Mutia Ayu Usai 2 Tahun Ditinggal Mendiang Suami, Ungkap Glenn Fredly Ternyata Tak Ingin Gewa Jadi Penyanyi Melainkan Berharap sang Putri Lakoni Profesi Ini

Salah satunya prostitusi anak agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

"Dengan adanya pemikiran dan pemahaman seperti ini oleh orang tua, maka akan semakin meningkatkan angka prostitusi anak. Ini karena perlindungan utama yang dimiliki oleh seorang anak, yakni dari orang tua dan keluarga, malah membuat keberadaan anak digunakan untuk kepentingan kehidupan keluarga, tanpa mempertimbangkan kondisi anak itu sendiri," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, alasan mencengangkan diungkap oleh ABG (Anak Baru Gede) setelah terciduk polisi akibat kasus prostitusi online.

Diberitakan oleh Sosok.ID pada Selasa (25/2/2020) lalu, praktik prostitusi online di Banjarbaru terungkap berawal dari laporan warga di Aplikasi Siharat.

Petugas Polisi yang melakukan razia mengamankan enam anak baru gede (ABG) di salah satu hotel di Kecamatan Landasan Ulin Banjarbaru, Kamis (23/1/2020) malam, atau malam Jumat.

Keenam orang diamankan oleh Satuan Sabhara Polres Banjarbaru, yang dipimpin Aiptu Isman, berinisial, Rr, ST, DL, dan MY, juga dua laki-laki AB dan CD.

Paling tua baru berumur 22 tahun, parahnya dua orang di antaranya masih di bawah umur.

Dari kamar yang disewa mereka, petugas juga menemukan barang bukti alat kontrasepsi yang disimpan para pelaku.

Diduga kuat habis dipakai oleh mereka dalam menjalankan bisnis prostitusi.

Baca Juga: Apa yang Ditabur Itu yang Dituai, Saipul Jamil Pasrah Dicekal Acara TV, Kini Mendadak Minta Doa Gegara Hal Ini: Menggugurkan Dosa Gue

Kapolres Banjarbaru AKBP Doni Hadi Santoso melalui Kasat Sabhara, AKP Supri menjelaskan petugas bergerak ke lokasi setelah adanya laporan dari Siharat.

"Dugaan kasus prostitusi online ini merupakan yang ketiga kalinya pada bulan Januari 2020 ini. Dari laporan di Hotel Melati di Jalan Angkasa Landasan Ulin dicurigai ada praktik prostitusi online. Lalu petugas ke lokasi dan benar adanya laporan itu," kata Supri, Jumat (24/1/2020) pagi.

Terungkap, para ABG dalam jaringan bisnis prostitusi online ini semuanya dari luar daerah.

"Mereka (ABG) dari Kapuas Kalteng. Mereka mengaku memang sengaja melakukan praktik prostitusi online di Banjarbaru menunggu pelanggannya di hotel ini," katanya.

Dari hasil interogasi, para pelaku mengaku terpaksa berbisnis haram dengan membuka open booking di aplikasi online di Banjarbaru karena kehabisan uang.

"Mereka mengaku usai berlibur di pantai di wilayah Kabupaten Tanahlaut, kehabisan uang lalu menjalankan praktik itu," ujarnya.

"Mereka menggunakan aplikasi sosial media seperti Mich** dan What**. Kemudian bernegosiasi dengan para pria hidung belang. Tarifnya antara Rp 300 ribu sekali kencan dan sampai Rp 600 ribu sekali bertemu pelanggan," kata Supri.

Dijelaskan Supri, pihak Kepolisian juga telah melakukan pembinaan kepada para pelaku.

Pekan depan pihaknya akan membawa keenam pelaku ini, untuk sidang Tipiring di Pengadilan Negeri Banjarbaru.

Baca Juga: Tips Mudik Mulus Tanpa Hambatan Sampai ke Kampung Halaman, Pasangan Muda Ini Bagikan Trik Jitu yang Tak Banyak Diketahui Orang, Rahasianya ada di Popok

GridPop.ID (*)