Wanita berusia 25 tahun tersebuh kerap dijuluki si panjang, jerapah, hingga galah oleh teman-temannya, tapi meski begitu ia merasa bersyukur dan tak menganggap bahwa julukan tersebut adalah bullyan untuknya.
"Julukan itu memang sudah ada sejak saya kecil. Saat masih sekolah dulu, saya dipanggil si panjang. Teman-teman kuliah sudah sering memanggil itu karena sudah kebiasaan.
Saat masih sekolah SD dulu rasanya minder karena tinggi saya beda dari teman-teman lain."
Saking tingginya Nur Syarifah, temannya hanya setinggi bahunya saat duduk bersebalahan.
Rupanya Nur Syarifah pernah mengalami masa-masa rendah diri karena tak pernah merasa mirip dengan teman-teman seumuran.
"Saat SD dan SMP, saya tak percaya diri kalau di depan umum. Tapi lama kelamaan saya menghilangkan perasaan itu dan memberanikan diri tampil di depan banyak orang.
Ia bahkan pernah dikira patung karena memiliki tinggi yang tak lazim.
"Pengalaman paling menarik yang pernah saya alami adalah saat saya dikira patung.
Saat itu saya sedang memilih baju di toko pakaian. Lalu ada bapak-bapak di belakang saya dan keluarga saya. Saya maju sedikit agar dia bisa lewat. Dia kaget dan mengatakan pada saya, kalau sebelumnya dia mengira saya patung."
Meski banyak orang mengagumi postrusnya, ternyata Nur Syarifah dan keluarganya mengidap sebuah penyakit langka.
Mereka menderita sindrom marfan karena tinggi badan tak normal.