GridPop.ID - Pelecehan seksual kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Tidak terkecuali di SD Negeri Pardamean Nauli, Nagori Marubun Bayu, Kecamatan Tanah Jawa.
Seorang siswi kelas 6 SD menjadi korban pemerkosaan kepala sekolahnya sendiri.
Namun, kasus ini akhirnya berakhir damai.
Pelaku disebut-sebut telah memberikan uang damai Rp 300 juta dan korban juga sudah pindah rumah.
Berikut kronologi lengkapnya seperti yang dikutip dari Bangka Pos.
Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum kepala sekolah ini terjadi di pertengahan Desember 2020 lalu.
Mulai heboh ketika Januari sampai Februari 2021.
Saat dikunjungi Tribun Medan pada Jumat (29/1/2021) siang, sekolah tersebut sedang tidak melakukan kegiatan belajar-mengajar tatap muka.
Ada beberapa rumah dinas di kompleks sekolah yang berbatasan langsung dengan perkebunan kelapa sawit.
Pada kesempatan itu, Tribun Medan bertemu dengan seorang guru kelas 4 SD yang tinggal di salah satu rumah tersebut.
"Saya baru dengar informasi itu dari warga, media dan LSM di sini.
Memang benar kepsek dan siswi itu di sini. Setelah kabar (pencabulan) itu, Pak Kepsek pun nomornya sudah ganti," ujar guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia itu.
Guru perempuan itu menyatakan, sejak informasi tersebut tersiar, baik kepsek maupun siswi yang menjadi korbannya sudah tak terlihat lagi.
Belakangan diketahui, siswi kelas 6 tersebut sudah tak pernah lagi ke sekolah mengambil soal-soal untuk belajar di rumah. Ia menyampaikan, siswi itu kini merupakan orang luar kampung.
Namun, sebelumnya sempat tinggal di Nagori (sekitar sekolah) bersama dengan kakek dan neneknya.
Saat ini siswi tersebut tinggal dengan ibunya, pascasang ibu menikah lagi.
Disinggung soal informasi kasus pencabulan itu, guru tersebut mengaku telah terjadi perdamaian.
"Kalau dari cerita-cerita orang sini, sudah ada perdamaian. Di media yang saya baca juga ada perdamaian. Katanya sempat mau berdamai Rp 300 juta, terus turun entah berapa angkanya," ujar guru.
Ia menyatakan sangat terkejut sekolahnya mendapat kabar tak sedap tersebut.
Bahkan rumah kepala sekolah yang ditempati saat ini dilempari batu oleh warga yang menolak kehadiran kepala sekolah 'cabul' di kampungnya.
"Saya nggak nyangka juga, kepsek kami ini sarjana agama. Dia ini orangnya superbaik. Rajin ke masjid dan memberi ceramah. Sering bilang ke kami 'Hidup ini, apa yang dibuat itu yang dituai' untuk jadi nasihat," katanya.
Sesuai pengetahuannya, Kanit PPA dari Polres Simalungun akan melakukan pemeriksaan Selasa (2/2/2021) pekan depan.
Kanit PPA Polres Simalungun Ipda Fritsel Sitohang menyampaikan, pihaknya masih mendengar dugaan kasus pencabulan ini dari luar.
Ia mengaku masih membutuhkan keterangan dari kepsek dan yang mengalami dugaan kasus ini.
"Pada awalnya kita menerima informasi ini dari luar. Tapi dari yang mengalami masih belum, makanya akan kita lakukan pemanggilan pada keluarga dan korban," ujar Fritsel.
Fritsel meyakini, meski nantinya benar telah terjadi perdamaian, proses hukum terhadap pelaku akan dilaksanakan.
Namun, ia tak ingin berspekulasi lantaran masih melakukan pemanggilan.
GridPop.ID (*)