GridPop.ID - Semua orang pasti sangat menyukai es batu, tapi yang perlu diperhatikan pastikan es batu yang dipakai berasal dari air matang.
Sebab, jika es batu dibuat dari air mentah, akan ada risiko bagi kesehatan, mulai dari diare hingga gagal ginjal akut.
Ini tips hidup sehat, jika ingin mengonsumsi es batu perhatikan hal-hal berikut.
Dikutip oleh Tribun Kesehatan dari Instagram Badan POM, pembekuan air mentah tidak dapat membunuh bakteri karena terdapat bakteri yang dapat bertahan hidup pada suhu beku.
Pembekuan air mentah dapat menginaktivasi bakteri, namun pada saat cair bakteri dapat aktif kembali.
Es batu untuk konsumsi adalah massa padat hasil pembekuan air tanpa bahan pangan lain, dikemas, serta aman untuk dikonsumsi.
Es batu dapat berbentuk kubus, bulat, tabung, keping, pelat, atau serut.
Adapun potensi cemaran es batu dari air yang tidak matang sebagai berikut:
1. Escherichia coli patogen; gejala yang ditimbulkan diare, sakit perut, disentri ringan, diare berdarah, dan gagal ginjal akut.
2. Vibrio cholera; gejala yang ditimbulkan diare berair, kadang disertai muntah
3. Salmonella typhimurium; bisa menyebablan demam, sakit kepala, sakit perut, diare atau sembelit, kurang nafsu makan dan penurunan berat badan.
Untuk itu dalam membuat es batu harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Gunakan bahan baku dari air minum atau air bersih yang matang.
2. Pastikan freezer yang digunakan untuk membekukan es dalam kondisi suhu yang terkontrol dan bersih.
3. Simpan es batu pada freezer dalam wadah atau kemasan yang bersih dan tertutup.
4. Pisahkan es batu dari pangan beku lainnya agar tidak terjadi kontaminasi silang.
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum menbuat es batu.
6. Jika penggunaan alat pastikan dalam kondisi yang bersih.
Baca Juga: Tips Hidup Membuat Aroma Kulkas Kembali Harum, Gunakan 5 Bahan Ini dan Lihat Keajaiban di Baliknya!
7. Jangan mencairkan es batu dengan air yang tidak matang agar tidak terjadi kontaminasi silang.
8. Jika memilih es batu kemasan pilih yang memiliki izin edar dari Badan POM.
Dilansir dari Tribunnews.com, penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif, dan lain-lain.
Penyakit ginjal kronis (PGK), biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.
Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui.
PGK didefinisikan sebagai kelainan pada urin atau darah atau kelainan morfologi yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
Dikutip dari laman kemenkes, faktor risiko penyakit PGK dibagi menjadi dua jenis, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat diubah dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: riwayat keluarga, penyakit ginjal, kelahiran prematur, usia, trauma atau kecelakaan, jenis penyakit tertentu (Lupus, Anemia, Kanker, AIDS, Hepatitis C dan Gagal Jantung Berat).
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Diabetes (tipe2), Hipertensi, Konsumsi Obat, Pereda Nyeri, Napza Radang Ginjal.
GridPop.ID (*)