Find Us On Social Media :

Tips Hidup Sehat untuk Bumil, Wajib Hindari Deretan Makanan Ini, Nomor 5 Efeknya Fatal Jika Ngeyel Dikonsumsi

By Luvy Octaviani, Kamis, 21 Juli 2022 | 11:03 WIB

Ilustrasi wanita hamil

GridPop.ID - Tips hidup sehat untuk bumil satu ini wajib diketahui untuk wanita yang tengah mengandung.

Tips hidup sehat untuk bumil ini membahas tentang makanan yang harus diperhatikan saat tengah mengandung.

Berikut ini tips hidup sehat untuk bumil yang sebaiknya tak mengkonsumsi makanan ini.

Penting diketahui, wanita harus memperhatikan apa yang dikonsumsinya selama masa kehamilan.

Hal itu karena apa yang ibu makan akan mempengaruhi tumbuh kembang janin.

Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi agar tumbuh kembang janin terjamin.

Di sisi lain, ada beberapa jenis makanan yang berpotensi berbahaya untuk ibu dan janin yang sedang berkembang.

Makanan yang harus dihindari

Dilansir dari laman tribunnewsbogor.com, berikut ini beberapa jenis makanan yang harus dihindari selama kehamilan:

Baca Juga: Biodata Artis Sebastien Haller, Pemain Baru Borussia Dortmund yang Idap Tumor Testis, Begini Kabarnya Sekarang!

1. Ikan dan seafood yang bermerkuri

Hindari ikan dengan kadar metilmerkuri yang tinggi karena dapat menyebabkan kerusakan otak atau keterlambatan perkembangan.

Menurut pedoman dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ikan yang memiliki kadar merkuri tinggi antara lain:

- tuna mata besar

- marlin

- ikan todak

- makarel raja.

Wanita hamil juga harus menghindari mengonsumsi ikan mentah.

Ikan dan makanan laut yang dibakar atau kurang matang juga tidak boleh dikonsumsi ibu hamil.

2. Daging

Dengan menghindari daging tertentu, Anda akan mengurangi risiko tertular Listeria, penyakit bawaan makanan yang dapat menyebabkan kelahiran prematur, keguguran, dan bahkan kematian janin.

Beberapa jenis daging yang rentan mengandung bakteri listeria antara lain:

- Lunch meat atau daging deli

- Sosis yang difermentasi atau kering.

- Daging atau unggas mentah atau setengah matang.

Baca Juga: Dulu Lahiran di Penjara Saat Jadi Tersangka Kasus Narkoba, Ayah Bayi Artis Ini Sempat Jadi Tanda Tanya Publik, Nasibnya Kini di Luar Dugaan

3. Telur mentah

Telur mentah berpotensi mengandul salmonella.

Infeksi salmenolla pada ibu hamil bisa memicu sakit yang parah.

Infeksi tersebut juga bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan sepsis.

Dalam beberapa kasus, infeksi salmonella juga bisa memicu kelahiran prematur dan keguguran.

Infeksi salmonella juga bisa memicu dehidrasi serius yang menyebabkan menipisnya cairan ketuban dan bayi lahir cacat.

Bahkan, salmonella juga bisa melewati plasenta dan menginfeksi janin.

4. Makanan tinggi garam

Garam menyebabkan tubuh Anda menahan air.

Oleh karena itu, wanita hamil disarankan untuk membatasi konsumsi garam.

Terlalu banyak garam juga dapat menyebabkan tekanan darah Anda meningkat, meningkatkan risiko pre-eklampsia, komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan pembengkakan karena retensi cairan.

Baca Juga: Alhamdulillah Harga Cabai Diperkirakan Normal Pekan Depan Menyusul Masa Panen Raya di Jabar, Jateng, Hingga Jatim!

5. Alkohol

Konsumsi alkohol selama kehamilan bisa meningkatkan Anda mungkin menempatkan bayi Anda pada risiko fetal alcohol syndrome atau sindrom alkohol janin.

Fetal alcohol syndrome dapat memengaruhi perkembangan bayi Anda dan menempatkan mereka pada risiko masalah perilaku, fisik, dan pembelajaran.

Selain makanan memeriksakan kandungan secara rutin juga menjadi salah satu kunci menjaga bayi dalam perut.

Dilansir dari laman kompas.com, idealnya ibu hamil perlu mengunjungi dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan, setidaknya sebanyak 8 kali selama masa kehamilan.

Pemeriksaan rutin tiap bulan ini merupakan hal yang penting agar dokter yang merawat kamu bisa membantu mempersiapkan apa saja yang perlu kamu lakukan untuk menjaga kesehatan kandungan hingga menjelang persalinan.

Jika ada sesuatu yang terjadi pada kandungan atau janin, dokter pun bisa segera mengetahuinya dan mengambil tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh ibu hamil.

Intensitas pemeriksaan ini bisa bertambah menjadi dua minggu sekali saat memasuki usia 7 – 8 bulan kehamilan dan semakin sering saat menginjak usia 9 bulan.

Namun, terdapat kemungkinan kamu diwajibkan untuk lebih sering kontrol dan menemui dokter kandungan jika kamu memiliki riwayat penyakit, seperti asma, diabetes, tekanan darah tinggi, anemia, dan lain-lain.

Selalu tanyakan kepada dokter kapan kamu perlu kembali untuk melakukan pemeriksaan lagi dan buat pengingat di kalender atau ponsel agar kamu tidak melewatkannya.

Baca Juga: Terangsang Akibat Aroma Parfum, 2 Remaja Asal Jambi Tega Setubuhi Teman Wanitanya Secara Bergiliran, Kondisi Korban Memprihatinkan

GridPop.ID (*)