GridPop.ID - Kasus pembunuhan Brigadir J telah memasuki tahap rekonstruksi yang digelar pada Selasa (30/08/2022).
Seperti yang dilansir dari KompasTV, ada pun kelima tersangka dihadirkan untuk menjalani 78 adegan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J.
Di mana rekonstruksi situasi di rumah Magelang, Jawa Tengah, akan diperagakan dengan 16 adegan.
Kejadian itu meliputi peristiwa pada tanggal 4, 7 dan 8 Juli 2022.
Kemudian, di rumah yang berada di Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan, sebanyak 35 adegan, meliputi peristiwa pada tanggal 8 Juli dan pasca-pembunuhan Brigadir Yosua.
Sementara itu, di rumah dinas di Kompleks Polri, Duren Tiga, akan dilakukan sebanyak 27 adegan terkait peristiwa pembunuhan Brigadir Yosua.
Akankah rekonstruksi ini dapat mengungkap motif dan kronologi sebenarnya terkait pembunuhan Brigadir J?
Pasalnya, keterangan yang beredar acap kali berubah atau tidak sama.
Seperti beda sosok yang diduga menghasut Ferdy Sambo versi Deolipa Yumara dan Kamaruddin Simanjuntak.
Sebelumnya, dikatakan Deolipa, pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J ke Putri Candrawathi hanyalah karangan Kuat Maruf.
Maruf Kuat adalah asisten rumah tangga sekaligus sopir Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Deolipa mengatakan Kuat melakukan propaganda-propaganda yang menjelekkan Brigadir J karena iri dan ingin menjadi orang nomor satu yang dipercaya Ferdy Sambo.
"Nah, propaganda-propaganda Kuat itu yang kemudian dijadikan skenario sehingga Kuat, Putri dan Sambo, berkonspirasi untuk menciptakan kebohongan," kata Deolipa.
Sementara itu, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut bahwa ajudan yang berinisial D sering melakukan hasutan kepada Ferdy Sambo.
Kamaruddin Simanjuntak mengatakan hasutan yang dilakukan oleh ajudan berinisial D ini berupa provokasi.
"(Provokasi itu) dengan cara mengatakan ajudan ini (Brigadir J) pakai parfum sama dengan yang dipakai ibu (Putri Candrawathi)."
"Kemudian menghasut, almarhum ini pernah dia pergoki menembak foto dari pak Ferdy Sambo selaku Kadiv Propam."
"Kemudian menghasut Bapak Ferdy Sambo seolah almarhum ini adalah membocorkan rahasia daripada Ferdy Sambo kepada ibu, sehingga memicu pertengkaran antara ibu dengan bapak, sehingga menyebabkan ibu menjadi sakit," kata Kamaruddin, Sabtu (20/8/2022) dikutip dari Tribunnews.com.
Informasi ini, jelas Kamaruddin, diketahuinya dari bukti percakapan via WhatsApp atau WA.
Kamaruddin mengaku belum puas terhadap penetapan lima tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J ini.
Menurut Kamaruddin, Polri juga seharusnya menetapkan ajudan inisial D, sebagai tersangka.
"Belum (puas), karena dari antara sembilan (yang dilaporkan) yang saya ucapkan pertama itu masih ada kekurangan empat (orang) lagi yaitu di antara para ajudan (Ferdy Sambo)."
"Khususnya yang berinisial D yang sering menghasut daripada Bapak Ferdy Sambo," kata Kamaruddin.
GridPop.ID (*)