GridPop.ID - Seorang mantan budak seks mengenang kembali kehidupan di masa lalunya yang begitu mengerikan.
Bagaimana tidak, wanita ini bahkan menyaksikan tragedi pembunuhan di depan matanya.
Melansir intisarionline.com, wanita ini adalah Sarah Forsyth yang saat berusia 19 tahun dijanjikan pergi ke Amsterdam untuk menjadi perawat bayi.
Akan tetapi, janji tinggal janji lantaran Sarah malah diculik dengan ditodong senjata, ia dijual sebagai budak seks.
Mengutip Mirror, setiap harinya ia dipaksa tidur dengan 20 pria setiap malam untuk mengisi kantong germonya.
Sarah bukan hanya mengingat tentang kehidupan ranjang saja, tapi juga tragedi mengerikan yang menimpa seorang gadis Thailand.
Gadis Thailand itu juga bernasib sama seperti Sarah, tapi ia tak bisa menghasilkan uang sesuai yang diinginkan germonya.
Sebagai hukumannya, ia dibawa ke gudang kumuh di piggir kota dan kemudian ditembak mati.
Sarah pun menyaksikan insiden itu dengan sangat jelas, sampai-sampai ia mengingatnya sebagai hal yang paling mengerikan dalam hidupnya.
"Wajahnya baru saja meledak, aku berdiri dan aku menyaksikan peluru itu benar-benar merenggut setengah kepalanya dari bahunya," kenang Sarah.
"Dan kemudian, tepat ketika suara itu terdengar di telingaku, ia jatuh ke lantai di sebelah kakiku," Sarah berkata.
"Saya ingin berteriak tetapi meskipun mulut saya terbuka, tenggorokan saya mengerut karena ketakutan. Saya tidak bisa mengeluarkan suara," Tambahnya.
"Lalu aku melihat lampu merah kecil di kamera dan mendengar suara lembut dari kaset dan aku menyadari pembunuhannya sedang direkam," katanya lagi.
Diketahui bahwa Sarah merupakan satu dari ribuan wanita Inggris yang pernah merasakan kehidupan pahit sebagai budak seks.
Akan tetapi, ia adalah orang pertama yang memberi tahu dunia tentang kisah pahit itu.
Hal itu tercatat dalam memoarnya, Slave Girl.
Pembunuhan sadis terhadap gadis Thailand itu bukan hanya satu-satunya adegan mengerikan yang diingat jelas Sarah.
Bahkan ia mengingat pula saat kepala saingan mucikarinya terputus dan tergeletak beberapa meter dari tubuhnya usai berselisih tentang wanita yang dipaksa menjadi pelacur.
Usai insiden pembunuhan wanita Thailand terjadi, Polisi Belanda kemudian melacak geng-geng itu pada 1997.
Sejumlah penculik melarikan diri.
Sarah dibawa ke Belgia dalam persembunyian sebelum kembali ke kota asalnya Gateshead, Tyneside, untuk bertemu ibunya dengan perasaan yang hancur lebur.
"Dia berdiri di sana dengan tangan terangkat dan ekspresi cinta seperti itu di wajahnya. Dia merangkul saya dan memeluk saya dan untuk pertama kalinya saya bisa mengingat saya merasa benar-benar aman dan bahagia." ujarnya.
"Aku tidak peduli apa lagi yang terjadi. Aku hanya ingin ibuku, dan tetap seperti itu selamanya. Kami berdua menangis dan menangis," tambahnya.
Melansir Wartakotalive.com, tanpa tedeng aling-aling, Sarah berani memberikan bukti atas perbuatan pelaku.
Akibatnya, lima orang yang mengaku bersalah atas pelecehannya dan gadis-gadis yang diperdagangkan lainnya diseret ke pengadilan Belanda.
Bukan itu saja, ia pun memberikan bukti terhadap penculik aslinya John Reece saat ia diadili di pengadilan mahkota Leicester.
Lalu ia dinyatakan bersalah pada 1997 dengan dua tuduhan menyebabkan pelacuran dan satu karena hidup dari penghasilan tak bermoral.
Namun, ia hanya dipenjara selama 2 tahun.
Adapun Sarah berjuang dari keterpurukan yang ia alami.
Ia juga berjuang dari kecanduan narkoba selama satu dekade saat ia mencoba menghilangkan kenangan mengerikan.
GridPop.ID (*)