GridPop.ID - Brigadir Andik Purwanto menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Terkuak dugaan penyebab Brigadir Andik Purwanto meninggal dunia pada tragedi Arema vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Sekedar informasi kerusuhan terjadi seusai tuan rumah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya.
Dalam kerusuhan berdarah itu 174 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya luka-luka.
Tak cuma warga sipil yang menjadi korban, dua polisijuga diberitakan turut menjadi korban tragedi tersebut.
Kedua polisi tersebut yakni bernama Brigadir Andik Purwanto dan Briptu Fajar Yoyok Pujiono.
Melansir Tribun Jakarta dari Surya.co.id, Brigadir Andik adalah anggota Polres Tulungagung yang BKO atau diperbantukan.
Sementara itu, Brigadir Andik sempat membuat status pada pukul 21.22 WIB, dari Stadion Kanjuruhan.
Dari unggahan status tersebut, polisi warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol ini menunjukkan foto dari di tribun bagian atas.
Lalu pada pukul 22.00 WIB, kondisi di dalam Stadion Kanjuruhan mendadak ricuh seusai Arema FC tumbang.
Pada awalnya, kericuhan terjadi di tengah lapangan hingga tak lama kemudian, kericuhan itu mengarah ke bagian tribun penonton.
Saat itu, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun untuk menghalau massa yang mengamuk.
Baca Juga: Lirik Yel-yel Suporter Arema Bikin Merinding,
Asap itu membuat perih mata, dan para penonton langsung berhamburan turun untuk segera keluar stadion.
Penonton yang berusaha untuk keluar saling berdesakan dan banyak yang terinjak-injak, sehingga jatuhlah ratusan korban jiwa.
Berdasarkan unggahan Brigadir Andik tersebut, diduga ia meninggal dunia karena terjebak di antara penonton yang saling berdesak-desakan tersebut.
Menurut Kabag Ops Polres Tulungagung, Kompol Supriyanto, Brigadir Andik jadi satu dari 25 orang anggota yang BKO ke Malang.
"Ada permintaan BKO, kami mengirim 25 orang. Pengendali sepenuhnya Polres Malang," terang Supriyanto.
Dalam kesehariannya, Andik bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol.
Sebelum jadi polisi, Andik adalah alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Dia juga aktif di Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dan di PSNU Pagar Nusa.
"Dia kami sebut alumni Banser dan Alumni Pagar Nusa."
"Karena sejak jadi polisi dia harus netral, tidak bisa aktif lagi," ujar mantan Satkorcab Banser Tulungagung dan kawan akrabnya, Yoyok Mubarok, Minggu (2/10/2022).
Yoyok yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Bendiljati Wetan mengakui Brigadir Andik sebagai sosok yang baik.
Kawan-kawan akrabnya menjulukinya sebagai Andik Bahadur karena sosoknya dianggap mirip orang India dengan wajah murah senyum dan mudah akrab dengan siapa saja.
"Dia supel sekali. Susah cari pengganti seperti dia," tutur Yoyok.
Lanjut Yoyok, Brigadir Andik juga dikenal sebagai polisi yang tidak neko-neko bahkan dia pernah menjadi penyidik.
Namun Brigadir Andik memilih berhenti dengan alasan tidak mau berhadapan dengan warga meski pelaku kejahatan.
Bahkan menurut Yoyok, Brigadir Andik tidak mempedulikan karier dan memilih jadi Bhabinkamtibmas.
Sementara itu, mengutip Kompas.com, Bripka Andik Purwanto, anggota Polres Tulungagung, Jawa Timur, salah satu korban meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto mengaku bahwa pihaknya mendapat informasi mengenai meninggalnya korban pada Sabtu (1/10/2022) malam.
“Setelah kami mendapat informasi langsung kami cek, akan tetapi tidak langsung terjawab karena situasi di sana (Stadion Kanjuruhan),” kata Eko sesudah upacara pemakaman Bripka Andik, Minggu (2/10/2022).
Andik dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa, dari brigadir polisi kepala menjadi ajun inspektur dua anumerta.
“Almarhum mendapat penghargaan kenaikan pangkat luar biasa, yakni naik satu tingkat lebih tinggi,” tandasnya.
Baca Juga: 42 Ribu Aremania Penuhi Stadion Kanjuruhan, Polisi: Tak Ada Kuota untuk Persebaya
GridPop.ID (*)