Setiap hari ia banting tulang mencari uang.
Semua pekerjaan ia lakukan demi para buah hatinya.
"Ikan atau daging adalah makanan mewah bagi kami," ujar Mariam.
Lantaran kondisi perekonomian yang begitu sulit, anak tertua Mariam yakni Ivan Kibuka terpaksa berhenti sekolah dan membantunya cari uang.
"Ibu amat sibuk, pekerjaan membuat dia amat lelah.
Kami membantu sebisa kami, seperti memasak, mencuci, tetapi sebagian besar beban keluarga masih ditanggunggnya," kata Ivan (23).
Masalah Mariam saat ini adalah menyediakan rumah yang lebih luas untuk anak-anaknya.
"Saya sudah mengajarkan tanggung jawab orang dewasa kepada mereka sejak dini," kata Mariam.
"Saya sendiri, tidak pernah mengalami kebahagiaan, mungkin sejak saya dilahirkan," pungkasnya.
Dokter Charles Kiggundu dari Rumah Sakit Mulago Kampala berkata, meyakini kesuburan Nabatanzi yang begitu ekstrem merupakan faktor genetik.
"Kasusnya adalah hiper-ovulasi (melepaskan beberapa telur dalam satu siklus) sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak kembar," terang Kiggundu.
GridPop.ID (*)