Tomy memutuskan untuk mengonsumi mi instan dengan alasan menghemat pengeluaran per bulan.
Kian mengejutkannya lagi, Tomy bisa menghabiskan 3-4 bungkus mi instan dalam sehari.
"Dalam waktu seminggu, gue bisa menghabiskan setengah kardus mi instan baik itu kuah atau goreng, bahkan rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu," tuturnya.
"Dulu gue paling sering sehabis ngemil mi instan atau apapun itu langsung tidur begitu ngantuk," tambahnya.
Lambat laun, Tomy merasakan dampak negatif dari kebiasaannya buruknya itu yakni muntah darah.
Ia merasa kerongkongannya panas layaknya terbakar.
Tomy lantas memutuskan untuk pergi ke rumah sakit hingga menjalani pemeriksaan gastrokopi hingga ia didiagnosis adanya hernia hiatal.
Melansir laman Mayo Clinic, hernia hiatal terjadi ketika bagian atas perut menonjol melalui otot besar yang memisahkan perut dan dada (diafragma).
Diafragma memiliki celah kecil (hiatus) yang melaluinya tabung makanan (esofagus) lewat sebelum terhubung ke perut.
Pada hernia hiatal, perut mendorong ke atas melalui celah itu dan masuk ke dada.
Hernia hiatal yang besar dapat memungkinkan makanan dan asam untuk kembali ke kerongkongan, yang menyebabkan mulas.