Remaja sudah memiliki banyak hal yang harus dihadapi, mulai dari tugas sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler hingga tekanan dari orang tua, teman, guru, dan pelatih — semuanya saat otak dan tubuh mereka masih berkembang.
Meskipun remaja sering terlihat dan bertindak seperti orang dewasa muda, korteks prefrontal mereka (bagian otak yang mengatur emosi) tidak akan berkembang sepenuhnya hingga usia 20-an.
“Saat ini, mereka memiliki kemampuan untuk membangkitkan emosi, tetapi belum tentu mampu mengatur dan memantau emosi tersebut,” kata Benore.
Selain itu, lonjakan beberapa hormon di usia mereka juga membuat anak-anak sulit memodulasi perubahan emosional yang mereka alami.
Dengan kata lain, anak remaja Anda mungkin sedang stres dan sedikit sedih — dan itu mungkin sangat normal. Tapi terkadang, itu bisa menjadi gejala dari sesuatu yang lebih.
Tanda Depresi Pada Remaja
Dalam sebuah studi di tahun 2021, peneliti menemukan bahwa depresi di kalangan remaja semakin meningkat.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menemukan bahwa lebih dari empat dari 10 remaja merasa terus-menerus sedih atau putus asa, dan 1 dari 5 remaja telah berpikir untuk bunuh diri.
Sebagai antisipasi, berikut tanda depresi pada remaja yang harus Anda perhatikan:
-Perubahan mood, seperti bertingkah lebih cemberut dan mudah tersinggung.
- Perubahan perilaku, seperti lebih banyak tidur atau makan lebih sedikit.
Baca Juga: 'Mati Aja Sekalian', Roro Fitria Trauma hingga Sebut Andre Irawan Tak Sayang Baby Sulthan Gegara Ini