- Menarik diri dari keluarga, teman, atau aktivitas yang biasa mereka nikmati.
- Masalah di berbagai bidang kehidupan, seperti persahabatan, hubungan keluarga, prestasi akademik, dan kegiatan santai.
- Tanda-tanda pemotongan dan bentuk menyakiti diri lainnya, seperti mencabut rambut atau mencabut kulit.
- Penggunaan narkoba dan alkohol.
- Tiba-tiba kurang percaya diri atau penurunan harga diri yang signifikan.
- Ekspresi putus asa.
Orangtua juga harus waspada ketika sang anak secara eksplisit membicarakan perihal bunuh diri, seperti "Seandainya saya tidak ada disini".
Saat anak menunjukan tanda tersebut, sebaiknya orangtua mengajak anak untuk berbicara secara terbuka.
Selain itu, cobalah untuk berkonsultasi ke profesional atau ke dokter anak.
Dokter anak Anda terlatih untuk membantu mengidentifikasi depresi pada anak-anak dan remaja.
Pedoman American Academy of Pediatrics (AAP) mendorong dokter anak untuk melakukan pemeriksaan depresi untuk anak usia 12 tahun ke atas.
Skrining rutin untuk depresi membantu dokter anak mengidentifikasi remaja yang berjuang dan mungkin memerlukan perawatan.