Find Us On Social Media :

Tips Hidup: Kenali Tanda Depresi Pada Remaja, Orangtua Wajib Tahu Cara Mengatasinya

By Luvy Octaviani, Minggu, 27 November 2022 | 17:31 WIB

Ilustrasi depresi

GridPop.ID - Tips hidup berikut ini akan membahas soal tanda depresi pada remaja.

Depresi pada remaja menjadi hal yang serius sehingga tips hidup berikut ini bisa dipelajari oleh para orangtua.

Dilansir dari laman kompas.com, memiliki anak berusia remaja mungkin membuat banyak orangtua merasa kebingungan.

Beberapa anak biasanya mengalami perubahan karakter saat remaja.

Ada yang tiba-tiba pendiam atau sebaliknya. Terkadang, saat anak berubah jadi pendiam atau tampak sedih, orangtua juga sering menganggapnya sebagai bagian normal dari masa pertumbuhan.

Padahal, hal tersebut juga bisa menjadi tanda depresi.

Depresi sering kali tidak terdiagnosis — sebagian karena orang tua mungkin kesulitan membedakan kemurungan remaja yang normal dari masalah yang lebih serius.

Mengapa anak usia remaja menjadi pemurung?

Menurut psikolog pediatrik Ethan Benore, hal yang normal bagi remaja untuk menyendiri atau sedikit menjadu dari orangtua mereka.

Hal ini terjadi karena mereka mengembangkan rasa kemandirian dan mengembangkan lebih banyak ketergantungan pada hubungan sosial.

Di sisi lain, anak remaja juga sangat sensitif ketika mereka dinasehati oleh orangtua mereka.

Baca Juga: Jangan Gegabah yang Penting Uang Cair! Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Ajukan Dana via Pinjaman Online

Remaja sudah memiliki banyak hal yang harus dihadapi, mulai dari tugas sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler hingga tekanan dari orang tua, teman, guru, dan pelatih — semuanya saat otak dan tubuh mereka masih berkembang.

Meskipun remaja sering terlihat dan bertindak seperti orang dewasa muda, korteks prefrontal mereka (bagian otak yang mengatur emosi) tidak akan berkembang sepenuhnya hingga usia 20-an.

“Saat ini, mereka memiliki kemampuan untuk membangkitkan emosi, tetapi belum tentu mampu mengatur dan memantau emosi tersebut,” kata Benore.

Selain itu, lonjakan beberapa hormon di usia mereka juga membuat anak-anak sulit memodulasi perubahan emosional yang mereka alami.

Dengan kata lain, anak remaja Anda mungkin sedang stres dan sedikit sedih — dan itu mungkin sangat normal. Tapi terkadang, itu bisa menjadi gejala dari sesuatu yang lebih.

Tanda Depresi Pada Remaja

Dalam sebuah studi di tahun 2021, peneliti menemukan bahwa depresi di kalangan remaja semakin meningkat.

Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menemukan bahwa lebih dari empat dari 10 remaja merasa terus-menerus sedih atau putus asa, dan 1 dari 5 remaja telah berpikir untuk bunuh diri.

Sebagai antisipasi, berikut tanda depresi pada remaja yang harus Anda perhatikan:

-Perubahan mood, seperti bertingkah lebih cemberut dan mudah tersinggung.

- Perubahan perilaku, seperti lebih banyak tidur atau makan lebih sedikit.

Baca Juga: 'Mati Aja Sekalian', Roro Fitria Trauma hingga Sebut Andre Irawan Tak Sayang Baby Sulthan Gegara Ini

- Menarik diri dari keluarga, teman, atau aktivitas yang biasa mereka nikmati.

- Masalah di berbagai bidang kehidupan, seperti persahabatan, hubungan keluarga, prestasi akademik, dan kegiatan santai.

- Tanda-tanda pemotongan dan bentuk menyakiti diri lainnya, seperti mencabut rambut atau mencabut kulit.

- Penggunaan narkoba dan alkohol.

- Tiba-tiba kurang percaya diri atau penurunan harga diri yang signifikan.

- Ekspresi putus asa.

Orangtua juga harus waspada ketika sang anak secara eksplisit membicarakan perihal bunuh diri, seperti "Seandainya saya tidak ada disini".

Saat anak menunjukan tanda tersebut, sebaiknya orangtua mengajak anak untuk berbicara secara terbuka.

Selain itu, cobalah untuk berkonsultasi ke profesional atau ke dokter anak.

Dokter anak Anda terlatih untuk membantu mengidentifikasi depresi pada anak-anak dan remaja.

Pedoman American Academy of Pediatrics (AAP) mendorong dokter anak untuk melakukan pemeriksaan depresi untuk anak usia 12 tahun ke atas.

Skrining rutin untuk depresi membantu dokter anak mengidentifikasi remaja yang berjuang dan mungkin memerlukan perawatan.

Baca Juga: Bikin Resah Warga! Kos Prostitusi di Depok Kena Gerebek Satpol PP, Modus yang Digunakan Petugas Tuai Sorotan

Cara Atasi Depresi

Seperti dikutip oleh tribunkesehatan.com dari onlymyhealth, berikut ini beberapa cara untuk mengatasi depresi:

1. Obat

Obat-obatan dapat membantu Anda mengatasi depresi. Jika Anda mengalami beberapa gejala depresi maka Anda harus berkonsultasi dengan dokter.

Dokter Anda akan menyarankan beberapa obat yang dapat membantu Anda melawan depresi dengan tindakan pencegahan lainnya secara efektif.

2. Olahraga

Latihan fisik tidak hanya membuat Anda bugar, tetapi juga akan meningkatkan kesehatan mental Anda.

Olahraga minimal 30 menit per hari akan menjaga kesehatan mental dan fisik Anda. Ini akan meningkatkan produksi hormon yang akan merangsang suasana hati Anda.

3. Menjadi positif

Depresi dapat membuat segalanya sedih dan tidak ada harapan untuk Anda. Ini meningkatkan munculnya pikiran negatif.

Anda mungkin merasakan ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas apa pun dan merasakan kurangnya motivasi.

Tetapi untuk mengobati depresi, Anda harus mulai mengendalikan pikiran negatif Anda. Anda harus lebih memikirkan hal-hal positif atau pencapaian masa lalu Anda yang dapat membuat Anda merasa termotivasi lagi.

4. Tetapkan tujuan kecil

Tujuan kecil bisa memberi banyak kepuasan. Bagilah tugas Anda menjadi beberapa bagian kecil yang akan membantu Anda menyadari pentingnya setiap pencapaian kecil.

Ini juga akan membantu Anda menganalisis setiap situasi dan juga akan memberi Anda gambaran yang jelas.

5. Bersikap sosial dan ramah

Depresi sering memaksa Anda untuk dibatasi dan akhirnya Anda memutuskan hubungan dengan teman dan keluarga.

Mengisolasi diri sendiri tidak akan membantu. Anda harus bergaul dengan keluarga dan teman. Ini akan memberi efek positif dan mencegah depresi.

Depresi tumbuh ketika Anda kesepian jadi cobalah untuk bersosialisasi sebanyak mungkin.

Baca Juga: Biodata Artis Oh Young Soo, Pemeran Squid Game yang Didakwa Dugaan Pelecehan Seksual

GridPop.ID (*)