Tapi perlu diingat, kipas angin dapat mengedarkan debu yang dapat mengganggu, terutama bagi mereka yang memiliki alergi.
Sehingga, bagi yang terbiasa tidur dengan menyalakan alat penyejuk ruangan ini, disarankan untuk meletakkannya pada jarak yang aman dari tempat tidur.
Selain itu, disarankan pula tidak mengarahkan kipas angin tepat pada tubuh.
Untuk menjaga dari debu dan alergen lainnya, Horovitz merekomendasikan untuk menggunakan filter udara di kamar tidur.
Dia juga merekomendasikan melakukan irigasi sinus setiap hari dengan saline, yang dapat membantu saluran hidung kering, hidung tersumbat dan masalah hidung lainnya.
Udara dingin juga dapat menyebabkan kontraksi otot.
Sehingga, jika terkena paparan udara dingin dari kipas angin di malam hari, bisa saja menyebabkan leher jadi kaku pada pagi harinya.
Tapi, kata Horovitz, masalah seperti ini akan lebih buruk jika tidur dengan membiarkan Air Conditioner (AC) menyala di malam hari.
Oleh sebab itu, bagi yang tidur menggunakan AC, Horovitz menyarankan udaranya tidak boleh bertiup langsung ke tubuh.
Selain itu, pengaturan suhunya juga tidak boleh lebih rendah dari 68 derajat F atau dibawah 20 derajat C.
Apa manfaat tidur pakai kipas angin?