Bertepatan dengan hari itu, ada truk berhenti di lokasi penemuan koper tersebut.
"Dua hari sebelum penemuan (Jumat) itu belum ada bau sama sekali, kalaupun ada pasti koper itu sudah kelihatan, karena waktu hari Jumat di lokasi tanjakan (TKP) itu ada ban truk meletus dan sopir sempat cari batu untuk ganjal ban di TKP itu," ujarnya.
"Kita menduga koper itu dibuang malam Sabtu karena kalau memang ada di hari Jumat itu pasti si sopir truk itu lihat karena posisi ban truk yang meletus itu di samping TKP pas di dekatnya," sambung dia.
Dua hari setelahnya, suami Lia yakni Didi Suwandi (42) diajak oleh tukang ojek pangkalan melihat temuan koper di pinggir jalan dekat jurang hutan pinus pada, Minggu (10/11/2019).
Ketika dilihat lebih dekat, terliha kaki manusia yang keluar dari sela-sela resleting koper yang rusak.
Informasi di desa tersebut langsung tersebar dan warga berduyun-duyun menuju lokasi untuk melihat jasad korban yang sudah membengkak dililit plester putih.
Kondisi mayat dalam koper warna biru itu diikat plester lalu dibungkus selimut warna kotak-kotak dilapisi plastik hitam.
Koper itu diduga kuat sengaja dibuang ke tempat sepi di kawasan Gunung Singa di pinggir jalan jurang hutan pinus yang jarang dilalui warga.
Setelah itu, polisi langsung melakukan olah TKP.
Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni berujar, jasad laki-laki di dalam koper tersebut diduga sudah tak bernyawa lebih dari lima hari.
"Diperkirakan sudah lebih dari lima hari dari perkiraan forensik sidik jari pun sudah hancur," ujar AKBP Joni.