St. Nicholas wafat pada 343 M, yang kemudian diabadikan sebagai Santo Pelindung. Beberapa abad setelahnya, legenda mengenai St. Nicholas pun terus berkembang hingga menjadi tokoh Sinterklas seperti yang diketahui khalayak ramai.
Pada abad ke-9, orang-orang Belanda mulai mengadopsi tokoh Sinterklas yang dianggap penyalur hadiah bagi anak-anak berkepribadian baik.
Lalu, pada abad ke-17, Sinterklas mulai dikenal di Amerika Serikat.
Meski sosoknya masih jadi perdebatan di beberapa kalangan, namun pada para ilmuwan pernah mengklaim telah menemukan tulang Sinterklas.
Mengutip Intisari Online yang melansir laman Mirror.co.uk, periset radiokarbon di Universitas Oxford menguji tulang yang dikatakan berasal dari St Nicholas itu.
Tulang tersebut berasal dari abad keempat Masehi--periode yang secara luas diyakini St Nicholas meninggal, sekitar tahun 343 M.
"Fragmen tulang ini, sebaliknya, menunjukkan bahwa kita mungkin bisa melihat sisa-sisa dari St Nicholas sendiri," kata co-author studi Profesor Tom Higham.
Dr Georges Kazan, direktur lain dari Oxford Relics Cluster, mengatakan, "Hasil ini mendorong kita untuk beralih ke relik Bari dan Venesia untuk menunjukkan bahwa tulang berasal dari individu yang sama."
"Kita bisa melakukan ini dengan menggunakan palaeogenomics purba, atau pengujian DNA."
"Sangat menarik untuk berpikir bahwa peninggalan ini, yang berasal dari zaman kuno, sebenarnya bisa menjadi asli."
Namun tidak akan pernah ada cara untuk mengetahui apakah tulang benar benar berasal dari St Nicholas yang sesungguhnya.
Professor Higham menambahkan lmu pengetahuan tidak dapat dengan pasti membuktikan.
GridPop.ID (*)