GridPop.ID - Bocah ini ngeluh sakit saat buang air kecil.
Setelah mengetahui gelagat tak biasa anaknya, si ibu pun pilu dengar curhatan putrinya.
Kebenarannya mengerikan!
Ternyata anak TK ini mengalami pelecehan seksual.
Dilansir dari laman tribunnewsbogor.com, kasus pelecehan yang melibatkan anak di bawah umur di Mojokerto, Jawa Timur jadi bahan perbincangan khalayak.
Pasalnya anak yang masih duduk di bangku TK itu menjadi korban pencabulan oleh tiga orang temannya.
Mirisnya lagi, para pelaku masih duduk di bangku sekolah dasar.
Fakta lain terungkap ternyata pelaku sudah beraksi berulang kali.
Akibatnya korban mengalami trauma dan kini tidak mau berangkat ke sekolah.
Keluarga korban sudah melaporkan kasus ini ke Unit PPA Satreskrim Polres Mojokerto.
Kasus kekerasan seksual ini telah dilaporkan oleh orang tua korban dengan Nomor Laporan LP/B12/1/2023/SPKT Polres Mojokerto.
"Korban melapor ke Polsek Dlanggu tapi lantaran ini kasus asusila dari polsek lalu keluarga korban diarahkan lapor ke PPA Satreskrim Polres Mojokerto," ujar sumber internal yang menolak namanya disebut, Jumat (20/1/2023).
Kasat reskrim Polres Mojokerto AKP Gondam Prienggondhani saat dikonfirmasi membenarkan terkait kasus asusila yang korbannya adalah anak di bawah umur.
"Masih proses penyelidikan sudah ada laporannya kemarin," ujarnya.
Pengacara keluarga korban, Krisdiyansari mengatakan berdasarkan penyelidikan pihak Kepolisian salah satu pelaku bahkan sudah melakukan tindakan asusila lima kali terhadap korban.
"Dari penyelidikan kemarin itu pelaku sudah lima kali terhadap korban," jelasnya.
Terungkapnya kasus asusila ini pertama kali diketahui ibu korban yang merasa aneh dengan perubahan sikap putrinya.
Saat itu, korban pulang ke rumah dengan seragam sekolah kotor, pada Sabtu (7/1/2023). Keesokannya, korban mengeluh sakit saat buang air kecil.
Korban ternyata mengalami tindakan asusila yang diduga dilakukan tiga teman yang masih tetangga. Korban diajak di rumah dalam kondisi kosong.
"Sudah ada mediasi keluarga pelaku dan korban dimediasi kepala desa dua kali hasilnya nihil lalu diarahkan ke P2TP2A Kabupaten Mojokerto (Pusat Pelayanan Terpadu, Pemberdayaan Perempuan dan Anak)," bebernya.
Polisi sudah memeriksa korban dan orang tuanya serta dua saksi terkait laporan pemeriksaan, pada Rabu (18/1/23) kemarin.
"Sudah pemeriksaannya korban dan orang tuanya, penyidik juga sudah mengirimkan panggilan pemeriksaan terhadap bersangkutan," ungkapnya.
Baca Juga: Tips Hidup: Cegah Campak Pada Anak dengan 4 Cara Ini, Orangtua Wajib Tahu
Pascakejadian itu korban mengalami trauma mengalami perubahan sikap hingga tidak mau bersekolah.
"Kondisinya tidak mau sekolah lagi dan mudah marah," terangnya.
Menurut dia, pihak keluarga berencana hendak pindah lantaran rumah salah satu pelakunya bersebelahan.
"Rencananya mau pindah lantaran rumahnya (Korban, Red) posisinya sebelahan dengan pelakunya," pungkasnya.
Cegah Anak dari Pelecehan Seksual, Bagaimana Mengedukasinya?
Dilansir oleh kompas.com dari situs Child Mind Institute, ada 5 upaya untuk mengedukasi anak agar menjaga tubuhnya:
1. Membicarakan tentang bagian tubuh sejak dini
Pada tahap awal ini, kenalkan bagian tubuh dengan nama yang tepat dan istilah sebenarnya untuk bagian tubuh mereka.
Pada kasus tertentu, ketika Anda mengenalkan bagian sensitifnya, mereka menyebutnya "bagian bawah".
Mereka nyaman menggunakan istilah ini dan dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika sesuatu yang tidak pantas terjadi.
2. Ajari anak bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi
Beri tahu anak bahwa mereka memiliki bagian tubuh yang privat. Bagi ini tidak boleh dilihat semua orang.
Jelaskan juga bahwa ibu dan ayah mereka, misalnya, dapat melihat mereka tanpa busana.
Akan tetapi, orang-orang di luar rumah hanya boleh melihat mereka dengan pakaian lengkap.
Selain itu, jelaskan juga kepada anak bahwa dokter bisa saja memeriksa tubuh mereka dengan ditemani oleh orangtua.
Baca Juga: Ditemukan Lubang Misterius di Rumah Wowon si Pembunuh Berantai, Faktanya Bikin Merinding
3. Batas-batas tubuh anak
Kemudian, jelaskan pada anak bahwa tidak ada yang harus menyentuh bagian privat tersebut dan tidak ada yang bisa meminta mereka untuk menyentuh bagian privat orang lain.
Orangtua biasanya melupakan edukasi dari pengenalan batas-batas tubuh anak.
Sebab, pelecehan seksual seringkali dimulai dengan pelaku yang meminta anak itu menyentuh bagian tubuh privat (milik pelaku) atau orang lain.
4. Ajarkan anak bahwa tak ada seorang pun yang boleh memotret bagian privat tubuh mereka
Upaya lain yang dapat diajarkan kepada anak yakni dengan memberi tahu bahwa tidak seorang pun boleh mengambil foto terhadap bagian privat mereka.
Hal ini karena di luar ada pedofil yang suka mengambil dan berdagang foto-foto anak telanjang secara online.
5. Kata sandi jika mereka tidak aman atau ingin dijemput
Seiring bertambahnya usia anak-anak, orangtua dapat memberi kata sandi yang dapat mereka gunakan apabila berada pada posisi tidak aman.
Upaya ini dapat digunakan di rumah, ketika ada tamu di rumah atau ketika mereka sedang menginap.
Dari poin-poin di atas, setidaknya orangtua dapat memberi pengetahuan dan "perbekalan" kepada anak agar mengurangi risiko atau pencegahan saat ada orang jahat yang berpotensi melakukan pelecehan seksual.
Meski demikian, orangtua juga perlu menyadarkan atau mengulangi pesan-pesan ini agar mereka tidak berlarian dalam keadaan telanjang setelah selesai mandi. GridPop.ID (*)
Baca Juga: Tips Hidup Bagi Pasutri yang Gampang Loyo, Konsumsi Bumbu Dapur Ini Jika Ingin Tahan Lama di Ranjang