Hal ini juga diungkapkan oleh dr. Nir Barzilai, Perguruan Tinggi Kedokteran Albert Einstein. Barzilai menyebut mengenai keterkaitan antara puasa dan umur panjang.
Di laboratoriumnya, Barzilai membuat percobaan terhadap sekelompok hewan yang bersaudara.
Satu kelompok dapat makan apapun yang mereka mau, sedangkan kelompok lainnya mendapat 60 persen dari apa yang kelompok pertama konsumsi.
Menariknya, hasil mengatakan bahwa kelompok yang makan hanya 60 persen hidup selama 40 persen lebih lama dan lebih sehat dibandingkan kelompok satunya.
Barzilai berkata, “Sejak tahun 1950 (di Amerika), orang-orang berasumsi untuk mengurangi makanan saat sarapan, makan siang, dan makan malam. Namun, hal itu hanya akan membuat Anda menjadi kurus dan tidak memperpanjang umur."
"Anda butuh untuk berpuasa agar dapat meningkatkan mekanisme yang mengatur proses penuaan,” tegasnya.
Puasa memicu kondisi hormesis
David Sinclair kembali menjelaskan bahwa yang menjadi trik dalam umur panjang adalah kondisi hormesis.
Hormesis adalah stres biologis yang kita berikan pada tubuh, seperti lari, rasa lapar, hawa dingin, hawa panas, dan sebagainya.
Pada dasarnya, hormesis menempatkan tubuh kita dalam kesulitan minor yang dirasakan tanpa harus menyakiti diri sendiri.
Saat hormesis terjadi, sistem pertahanan akan penuaan akan bekerja.
Baca Juga: Pahala Bertambah, Manfaat Puasa untuk Tubuh Bisa Bantu Turunkan Berat Badan hingga Mencegah Kanker