"Tahan aja dulu (sakitnya), yang penting tidak muntah, enggak ada masalah. Karena nanti asam lambung juga akan menyesuaikan dengan kondisi tersebut (puasa)," kata Ari melanjutkan.
Ari mengatakan, pada minggu kedua berpuasa, lambung sudah akan terbiasa dengan kondisi kekosongan selama beberapa jam.
Untuk mengantisipasi rasa sakit yang mungkin timbul selama minggu pertama berpuasa, Ari menyarankan kepada penderita maag untuk minum obat antasida saat sahur.
"Tapi saya bilang, ini (obat) hanya semingguan lah. Seminggu aja. Ketika yang tadi saya bilang, sudah ada penyesuaian dari lambung, itu silakan," kata Ari.
Ari mengatakan, meski penderita maag diperbolehkan menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan, namun perlu juga memperhatikan kondisi tubuh.
Ketika berpuasa dan timbul rasa sakit berlebih dari lambung, seperti nyeri, rasa panas di dada, hingga muntah-muntah, maka sebaiknya puasa dihentikan.
"Kalau muntah-muntah kan dia bisa dehidrasi, tambah lagi dia berpuasa. Nah itu tidak dianjurkan," kata Ari.
"Atau nyeri, kalau nyeri itu kan ada (rasa) enggak nyaman nih, nyeri banget, panas dadanya, mungkin asam lambung tinggi," imbuhnya.
Ari mengatakan, pada prinsipnya, jika seseorang merupakan penderita maag akut, maka tidak dianjurkan untuk berpuasa.
Ari menambahkan, orang dengan masalah penyakit lambung dibagi menjadi dua, yaitu kelompok sakit maag fungsional dan dispepsia organik.
Lalu apa bedanya? Ari menjelaskan, orang dengan kelompok sakit maag fungsional tidak ditemukan adanya kelainan yang signifikan dalam lambung.