Ketika estrogen berkurang, dinding vagina bisa menjadi tipis, kering, dan kurang elastis, atau yang dikenal sebagai atrofi vagina.
Bagi kebanyakan wanita, atrofi vagina bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual, sehingga sulit mencapai orgasme.
Persalinan pervaginam atau melahirkan secara normal dapat membuat saraf di pinggul wanita mengalami peregangan dan terluka.
Hal ini karena momen persalinan mengakibatkan otot-otot dasar panggul menjadi tegang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya aliran darah, atrofi vagina, dan hilangnya gairah seksual.
Kabar baiknya adalah vagina yang meregang akibat persalinan pervaginam biasanya sembuh seiring berjalannya waktu, karena saraf beregenerasi dan aliran darah membaik.
Oleh sebab itu, vagina mati rasa akibat melahirkan umumnya akan kembali normal dan merasakan sensasi ketika ada rangsangan.
- Trauma
Dilansir dari Healthline pada Sabtu (4/3/2023), wanita yang pernah menjadi korban kekerasan seksual atau memiliki trauma lain, berisiko mati rasa saat melakukan aktivitas seks.
Cedera fisik dan mental diketahui bisa membuat seseorang tak hanya ketakutan untuk berhubungan seks, pun mengakibatkan vagina sulit dirangsang.
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, Berikut Ini 6 Tips Meredakan Nyeri pada Miss V
Hormon stres kortisol yang meningkat akibat trauma juga bisa menghambat vagina mati rasa ketika bercinta.
Selain itu, hubungan seksual yang traumatis juga mengakibatkan vagina menjadi tegang selama penetrasi.
Jika ketegangan terus terjadi, vagina akan mati rasa dan membuat wanita sulit mencapai orgasme.