Dari pengakuan pelaku, jumlah santriwati yang menjadi korban pencabulan sekitar 15 orang dan ada alumni ponpes.
"Kelalen (lupa) Pak, sekitar 15, baru melakukan itu 2019, ada alumni 1 atau 2," ujar pelaku,
Gubernur Jawa Tengah itu melakukan evaluasi ketat terhadap sekolah terdampak apakah masih bisa diteruskan atau akan ditutup.
Sebelumnya kasus pelecehan seksual ini terungkap saat beberapa korban melaporkan ke Polda Jateng.
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengakui kasus ini menjadi perhatian khusus sebab semua korban di bawah umur, ada satu korban yang saat ini sudah berusia dewasa.
Dan dari 14 santriwati yang telah melaporkan, hasil visum et repertumnya menyatakan delapan selaput daranya robek dan enam di antaranya masih utuh.
"Hasilnya ada yang memang disetubuhi, dan dicabuli, ini masih kita kembangkan," tutur Kapolda Jateng saat press release di Mapolres Batang, Selasa (11/4/2023), seperti ditulis Tribun Jateng.
Kapolda mengungkapkan, modus yang dilakukan oleh tersangka dalam melancarkan aksinya dengan membujuk rayu korbannya agar mau disetubuhi yaitu mengucapkan ijab kabul yang seolah-olah menikah siri.
Ijab kabul hanya dilakukan tersangka dengan korban, tanpa saksi, hanya bersalaman sebelum mengucap ijab kabul.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Umumkan Kenaikan UMP Jawa Tengah Tahun 2023, Naik 8,01 Persen