Diakui pasangan tersebut, mereka sering nyaris diusir warga lantaran status poliandri dan tinggal serumah.
"Ada warga yang mengklaim bahwa kami mencemarkan nama kampung."
"Tapi bagaimana lagi, kami tidak memiliki tempat lain," ujar Somad.
Mereka mengaku memaksakan menetap bertiga meski dikecam warga.
Praktik poliandri yang mereka lakukan memang tidak lazim, oleh karena itu wajar jika ada warga yang merasa tidak setuju.
Ki Bungsu Kawangi pun mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh pasangan suami dan istri ini tidak masuk akal.
"Jika dikatakan tidak masuk akal, memang tidak masuk akal. Seorang pria memiliki dua istri dan mereka hidup harmonis, itu sulit."
"Satu istri saja sudah rumit, apalagi dua suami tidur dalam satu tempat dan tetap harmonis," ujar Ki Bungsu Kawangi.
Somad bercerita bahwa terkadang mereka ingin mengakhiri hubungan ini, tapi setiap kali bertemu dengan Bu Siti maka perasan tersebut sirna dan rasa cinta kembali muncul.
"Apakah ada resep khusus? Saya tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu jika saya polosan," ujar Ki Bungsu Kawangi.
"Sekarang tidak ada yang polosan," jelas Bu Siti.