Kondisi ini perlu diatasi dengan melakukan prosedur operasi sehingga gejala yang muncul bisa hilang.
- Mengidap kista Bartholin
Kelenjar Bartholin terletak di kedua sisi bukaan vagina dan berguna untuk melembapkan serta melumasi vagina.
Kista bisa muncul pada kelenjar Bartholin dan menjadi terinfeksi.
Kondisi ini kemudian akan menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di kulit sekitar vagina.
Cairan di dalam kista yang berukuran kecil umumnya bisa hilang sendiri, namun ukuran kista yang besar perlu diatasi dengan prosedur medis.
- Mengalami selulitis
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Kista Vagina yang Perlu Kamu Tahu, Yuk Waspada Mulai Sekarang!
Selulitis adalah infeksi bakteri di bagian dalam kulit yang bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan rasa perih.
Kondisi ini bisa dialami ketika bakteri masuk ke dalam luka pada kulit di sekitar vagina, seperti karena mencukur rambut vagina.
Selulitis bisa diatasi dengan membersihkan area yang terluka secara teratur dan mengonsumsi antibiotik yang diberikan oleh dokter.
- Mengalami vaginosis bakterialis
Penumpukan bakteri jahat di dalam vagina bisa menyebabkan vaginosis bakterialis yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan dan keputihan yang berbau tajam.
Kondisi ini umumnya bisa membaik dengan sendirinya.
Namun, dokter juga akan memberikan antibiotik untuk mempercepat penyembuhannya.
Penyebab vagina bengkak umumnya bukan merupakan kondisi medis yang perlu dikhawatirkan.
Namun, kamu diimbau untuk tidak melakukan diagnosis pribadi dan segera mencari bantuan medis jika pembengkakan disertai dengan gejala lain, seperti infeksi dan rasa nyeri, agar bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Penyebab Vagina Bengkak dan Cara Mengatasinya"
Baca Juga: Kaum Hawa Merapat, Miss V Bau saat Berhubungan Intim karena Hal Ini
(*)