Find Us On Social Media :

7 Cara Mengatasi Miss V Bengkak, Salah Satunya Hindari Hubungan Intim yang Kasar

By Grid.,Helna Estalansa, Kamis, 15 Juni 2023 | 20:15 WIB

Miss V

GridPop.ID - Apakah kamu pernah mengalami vagina bengkak?

Sebagian wanita memang mengeluhkan soal vagina bengkak.

Nah, artikel berikut ini akan membagikan penyebab dan cara mengatasi vagina bengkak.

Mari kaum hawa merapat!

Bagian dalam vagina dan bagian luar yang disebut vulva kerap mengalami pembengkakan dan umumnya terjadi karena iritasi setelah hubungan intim.

Namun, cara mengatasi vagina bengkak akan tergantung dari penyebabnya, mulai dari menggunakan obat anti nyeri hingga melakukan prosedur operasi.

Untuk lebih memahaminya, ketahui penyebab vagina bengkak dan cara mengatasinya berikut ini.

Penyebab vagina bengkak dan cara mengatasinya

Disarikan dari Medical News Today dan Healthline, berikut adalah beberapa penyebab vagina bengkak dan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Pembengkakan pada vulva bisa disebabkan oleh reaksi alergi karena penggunaan produk tertentu, seperti sabun, tampon, losion tubuh, hingga kondom yang berbahan lateks.

Baca Juga: Vagina Robek hingga Penis Patah, Berikut Deretan Cedera Paling Umum saat Lakukan Hubungan Intim

Pembengkakan umumnya terjadi ketika kamu menggunakan jenis produk yang baru, namun penggunaan produk yang lama juga bisa menyebabkan reaksi alergi.

Jika vulva tiba-tiba mengalami pembengkakan, khususnya ketika menggunakan produk yang baru, kamu bisa menghentikan penggunaannya dan segera mencari bantuan medis.

Penggunaan produk tertentu yang mengandung bahan kimia umumnya akan memicu terjadinya iritasi, seperti detergen, parfum, hingga sabun.

Beberapa bahan pada pakaian juga bisa menyebabkan iritasi, seperti poliester dan kain yang memiliki renda.

Menghentikan penggunaan produk yang menyebabkan iritasi umumnya bisa mengatasi vagina bengkak.

Hubungan intim yang dilakukan ketika vagina masih terasa kering bisa menyebabkan gesekan yang memicu rasa tidak nyaman, nyeri, dan pembengkakan setelahnya.

Hubungan seksual yang dilakukan dengan kasar juga bisa menyebabkan luka pada jaringan vagina sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Kondisi ini bisa dicegah dengan melakukan pemanasan sebelum melakukan hubungan seksual atau foreplay.

Menggunakan obat anti nyeri atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) juga bisa mengatasi rasa nyeri yang disebabkan oleh pembengkakan pada vagina.

Baca Juga: Salah Satunya Nyeri saat Berhubungan Intim, Ini 5 Tanda Vagina Tak Sehat dan Cara Menjaga Kesehatan Miss V

Duktus terbentuk ketika bayi masih di dalam kandungan dan akan hilang dengan sendirinya ketika bayi dilahirkan.

Namun, bagian dari duktus ini, yang disebut dengan duktus Gartner bisa tertinggal dan menempel di dinding vagina sehingga menyebabkan terbentuknya kista.

Kista duktus Gartner umumnya tidak berbahaya, namun bisa menjadi iritasi atau menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di dalam vagina sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman.

Kondisi ini perlu diatasi dengan melakukan prosedur operasi sehingga gejala yang muncul bisa hilang.

Kelenjar Bartholin terletak di kedua sisi bukaan vagina dan berguna untuk melembapkan serta melumasi vagina.

Kista bisa muncul pada kelenjar Bartholin dan menjadi terinfeksi.

Kondisi ini kemudian akan menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di kulit sekitar vagina.

Cairan di dalam kista yang berukuran kecil umumnya bisa hilang sendiri, namun ukuran kista yang besar perlu diatasi dengan prosedur medis.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Kista Vagina yang Perlu Kamu Tahu, Yuk Waspada Mulai Sekarang!

Selulitis adalah infeksi bakteri di bagian dalam kulit yang bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan rasa perih.

Kondisi ini bisa dialami ketika bakteri masuk ke dalam luka pada kulit di sekitar vagina, seperti karena mencukur rambut vagina.

Selulitis bisa diatasi dengan membersihkan area yang terluka secara teratur dan mengonsumsi antibiotik yang diberikan oleh dokter.

Penumpukan bakteri jahat di dalam vagina bisa menyebabkan vaginosis bakterialis yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan dan keputihan yang berbau tajam.

Kondisi ini umumnya bisa membaik dengan sendirinya.

Namun, dokter juga akan memberikan antibiotik untuk mempercepat penyembuhannya.

Penyebab vagina bengkak umumnya bukan merupakan kondisi medis yang perlu dikhawatirkan.

Namun, kamu diimbau untuk tidak melakukan diagnosis pribadi dan segera mencari bantuan medis jika pembengkakan disertai dengan gejala lain, seperti infeksi dan rasa nyeri, agar bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Penyebab Vagina Bengkak dan Cara Mengatasinya"

Baca Juga: Kaum Hawa Merapat, Miss V Bau saat Berhubungan Intim karena Hal Ini

(*)