Find Us On Social Media :

Modus Ajak Jalan-jalan Malah Dibelokkan ke Hotel, Sopir Tega Setubuhi Anak Majikan, Aksi Bejat 3 Kali Dilakukan

By Luvy Octaviani, Minggu, 16 Juli 2023 | 15:16 WIB

Ilustrasi pemerkosaan

Dilansir dari laman kompas.com, menurut psikolog klinis Ratih Ibrahim, trauma yang dialami korban kekerasan seksual adalah trauma serius.

Selain itu, penghayatan masing-masing korban terhadap trauma yang dialaminya juga tidak seragam. Sifatnya bisa sangat spesifik.

Menurut Ratih, cara untuk pulih adalah dengan menjalankan sesi konseling dan terapi yang intensif, teratur, disiplin dengan psikoterapis klinis, yang biasanya dilakukan oleh psikolog klinis atau psikiater.

"Sesi-sesi terapi yang dibutuhkan bisa berlangsung panjang, sampai yang bersangkutan mampu membangun kekuatannya untuk memulihkan diri," ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/1/2020).

Ratih juga mengatakan, dukungan keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting untuk membantu korban agar lekas bangkit dari trauma.

"Berdoa juga merupakan cara yang membantu bersamaan dengan psikoterapi," tambahnya.

Baik pria atau wanita, menurut Ratih, akan mengalami trauma yang sama ketika mengalami peristiwa mengerikan tersebut.

Hal itu terjadi karena peristiwa traumatis tidak mengenal gender sehingga siapapun yang menjadi korban juga berpotensi mengalami trauma mendalam.

Senada dengan Ratih, psikolog klinis dari Personal Growth, Talissa Carmelia, juga mengatakan hal yang sama.

Menurutnya, setiap korban kekerasan seksual pasti membutuhkan waktu untuk dapat kembali beraktivitas.

"Setiap korban memiliki waktu dan cara yang berbeda dalam menghadapi kejadian tersebut," ucapnya. GridPop.ID (*)

Baca Juga: Disetubuhi 12 Pria Setelah Dicekoki Miras, 2 Gadis di Sumatera Utara Digilir di 2 Tempat Berbeda, Korban Sampai Trauma