Adapun kedua korban diketahui berasal dari suku Kuki, sedangkan massa yang menyerang yaitu suku Meitei.
Kerusuhan yang nyaris menjurus perang saudara ini dipicu oleh penolakan permintaan suku Meitei yang diketahui mayoritas beragama Hindu oleh komunitas Kuki yang kebanyakan menganut Kristen.
Suku Meitei meminta agar kaum mereka mendapat status istimewa yang membuat mereka dapat membeli lahan di area perbukitan yang dihuni oleh kaum Kuki dan bekerja di pemerintahan.
Sejak kerusuhan antara suku Meitei dan Kuki pecah, sedikitnya 130 orang tewas dan 60 ribu lainnya terpaksa mengungsi.
Laporan polisi menyebutkan, dua wanita yang masing-masing berusia 21 tahun dan 42 tahun itu sedang berjalan berkelompok bersama keluarga mereka yakni seorang perempuan lain yang lebih tua dan dua orang lelaki, ayah dan saudara laki-laki perempuan muda.
Mereka berusaha untuk menghindari kerusuhan etnis yang meletus di negara bagian Manipur yang berlangsung sejak 2 bulan lalu.
Kedua perempuan yang ditelanjangi itu merupakan warga suku Kuki dan dilecehkan oleh kaum lelaki dari suku Meitei.
Serangan terhadap dua perempuan malang itu terjadi pada awal konflik saat mereka berupaya melarikan diri usai desa mereka diserang dan dibakar oleh massa berjumlah sekitar 800 – 1.000 pria yang kebanyakan dibekali senjata.
Dalam keterangannya, kedua perempuan itu menyebut mereka diselamatkan oleh polisi, namun direbut paksa oleh massa, lalu ditelanjangi dan diarak.
Laporan tersebut turut menyebut jika dua lelaki anggota keluarga korban wanita yang mengalami serangan seksual itu telah dibunuh.
Salah seorang perempuan juga dilaporkan diperkosa beramai-ramai.
Baca Juga: PILU, Siswi SMA di Banyuwangi Diperkosa Teman Dekat, Awalnya Ingin Curhat Masalah Keluarga