Selanjutnya, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa Amma menderita nekrosis, yaitu kematian jaringan tubuh akibat infeksi.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, dokter meyakini bahwa asam deoksikolat tidak disuntikkan dengan benar.
Sehingga ini menyebabkan abses mikobakterium subkutan, penyakit kulit akibat bakteri pemakan daging.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, bakteri itu dapat ditemukan di air, tanah, dan debu serta dapat mencemari peralatan medis.
Orang yang menerima suntikan tanpa didesinfeksi kulitnya akan berisiko terkena Mycobacterium abscessus, yang merupakan satu keluarga bakteri yang sama dengan bakteri penyebab tuberkulosis dan kusta.
Gejalanya berupa bisul berisi nanah, demam, menggigil, dan nyeri otot.
Tes darah atau sampel yang diambil dari daerah yang terinfeksi diperlukan untuk memastikan infeksi tersebut.
Perawatan termasuk mengeluarkan nanah, menghilangkan jaringan yang terinfeksi, dan pemberian antibiotik jangka panjang.
Amma merasa cemas ketika dokter menyatakan bahwa ia tidak akan bisa mengenakan bikini karena orang-orang akan mengira dia menderita cacar monyet.
Amma mengatakan bahwa dirinya merasa khawatir dalam menemukan pasangan atau bagaimana menjelaskan penyakitnya kepada anak-anaknya suatu hari nanti.
Berangsur-angsur membaik Pada Maret 2022, luka Amma sudah kian membaik, akan tetapi ia harus tetap mendapat antibiotik IV selama enam jam sehari.
Baca Juga: Pantas Saja Bikin Miss V Bau, Ternyata Hubungan Intim yang Satu Ini Bisa Jadi Pemicunya