Find Us On Social Media :

Digerogoti Bakteri Pemakan Daging, Tubuh Influencer Ini Membusuk Setelah Disuntik Obat Ini, Faktanya Bikin Merinding

By Luvy Octaviani, Kamis, 26 Oktober 2023 | 20:01 WIB

Dokter meyakini bahwa asam deoksikolat tidak disuntikkan dengan benar hingga sebabkan influencer ini derita nekrosis

GridPop.ID - Kejadian yang buat merinding dialami oleh influencer ini.

Bagaimana tidak? tubuh influencer ini membusuk setelah disuntik obat ini.

Bahkan, tubuhnya digerogoti bakteri pemakan daging.

Melansir dari laman tribunnewsmaker.com, Beatriz Amma (26) asal Amerika Serikat membagikan kisah menyedihkan saat dirinya melakukan perawatan.

Dia ingin menghilangkan lemak dan mulai melakukan suntik peluruh lemak dengan menghabiskan jutaan rupiah.

Akan tetapi, Amma justru mendapati tubuhnya rusak, menggigil dan demam tinggi hingga nyaris kehilangan nyawa.

Sebelumnya, Amma sendiri mengaku jika dirinya menghabiskan Rp 3,8 juta per sesi.

Amma yang mengunjungi klinik yang tidak disebutkan namanya di Burbank, California pada musim semi 2021 mengatakan bahwa semuanya tampak sangat sah, bersih, dan profesional.

Staf di spa menyarankan, semakin banyak suntikan maka akan semakin baik pula hasilnya, dan akan lebih efektif jika melakukan suntikan di lebih dari satu area.

"Dia bilang itu dibuat oleh perusahaan yang sangat terpercaya dan dia menunjukkan padaku botol-botol itu. Saya sangat bersemangat," kata Amma.

Amma menghabiskan biaya sekitar Rp 3,8 juta per sesi suntikan penghilang lemak.

Baca Juga: AWAS! 2 Kebiasaan Ini Bisa Sebabkan Infeksi Bakteri Miss V, Salah Satunya Banyak Digemari Kaum Hawa

Suntikan tersebut menggunakan asam deoksikolat, asam empedu yang dibuat oleh tubuh, lalu disuntikkan ke dalam tubuh untuk melarutkan sel-sel lemak.

Sementara dilansir oleh tribunnews.com dari The Sun (20/10/2023), Amma melakukan sekitar 60 suntikan, dengan 10 suntikan diberikan di masing-masing lengan, 20 di punggung, dan 20 di perut.

Namun, di keesokan paginya ketika ia bangun tidur, Amma mengalami demam, menggigil, dan keringat dingin yang semakin parah sepanjang hari.

Dua hari kemudian, muncul bekas luka di kulitnya di tempat dia disuntik.

Kendati demikian, kata Amma, dokter meyakinkan bahwa gejalanya tidak perlu dikhawatirkan.

Setelah itu, ia pindah ke rumah rekan kerjanya karena kesulitan mengenakan pakaian dan pergi ke kamar mandi.

Amma mengaku dirinya seperti "membusuk" di tempat tidur, dengan kulitnya pecah-pecah dan tubuhnya seperti "memakan dirinya sendiri".

Setelah dua minggu tinggal bersama temannya, ia lalu dilarikan ke rumah sakit ketika mulai menderita sakit parah dan rekannya takut dia akan mati.

"Saya terbangun sambil menangis pada jam 3 pagi suatu malam dan berpikir 'Saya harus pergi ke UGD'.

Rasa sakitnya sangat menyiksa. Infeksinya ada di mana-mana," kata Amma.

Didiagnosis nekrosis

Baca Juga: Diikat Kekasih Saat Lakukan Hubungan Intim, Wanita Ini Alami Nasib Tragis Setelahnya, Faktanya Mengerikan

Selanjutnya, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa Amma menderita nekrosis, yaitu kematian jaringan tubuh akibat infeksi.

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, dokter meyakini bahwa asam deoksikolat tidak disuntikkan dengan benar.

Sehingga ini menyebabkan abses mikobakterium subkutan, penyakit kulit akibat bakteri pemakan daging.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, bakteri itu dapat ditemukan di air, tanah, dan debu serta dapat mencemari peralatan medis.

Orang yang menerima suntikan tanpa didesinfeksi kulitnya akan berisiko terkena Mycobacterium abscessus, yang merupakan satu keluarga bakteri yang sama dengan bakteri penyebab tuberkulosis dan kusta.

Gejalanya berupa bisul berisi nanah, demam, menggigil, dan nyeri otot.

Tes darah atau sampel yang diambil dari daerah yang terinfeksi diperlukan untuk memastikan infeksi tersebut.

Perawatan termasuk mengeluarkan nanah, menghilangkan jaringan yang terinfeksi, dan pemberian antibiotik jangka panjang.

Amma merasa cemas ketika dokter menyatakan bahwa ia tidak akan bisa mengenakan bikini karena orang-orang akan mengira dia menderita cacar monyet.

Amma mengatakan bahwa dirinya merasa khawatir dalam menemukan pasangan atau bagaimana menjelaskan penyakitnya kepada anak-anaknya suatu hari nanti.

Berangsur-angsur membaik Pada Maret 2022, luka Amma sudah kian membaik, akan tetapi ia harus tetap mendapat antibiotik IV selama enam jam sehari.

Baca Juga: Pantas Saja Bikin Miss V Bau, Ternyata Hubungan Intim yang Satu Ini Bisa Jadi Pemicunya

Antibiotik IV adalah antibiotik yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui suntikan atau melalui kateter.

Dia beralih ke antibiotik oral pada September 2022, namun dia berhenti meminumnya pada Februari 2023.

Kemudian, pada Juli 2023 ketika penyakitnya muncul kembali, Amma terpaksa memulai pengobatannya lagi.

"Butuh waktu hampir satu tahun penuh untuk menyembuhkan luka saya. Saya menjalani banyak operasi untuk mencoba menghilangkan sebanyak mungkin jaringan yang terinfeksi," kata Amma.

"Saya sekarang memulai pengobatan lagi. Dampaknya sangat berat bagi tubuh.

Saya berada di tahun ketiga dan ini masih belum berakhir," imbuhnya.

Amma berharap dapat menyebarkan kesadaran tentang penyakit yang dideritanya dan berharap dapat menginspirasi orang lain untuk bersikap positif terhadap tubuh.

Amma diketahui sudah menghabiskan 800 dollar AS (Rp 12,7 juta) untuk suntikan vitamin B12 yang dicampur dengan vitamin C dan asam deoksikolat.

Yang merupakan pelarut lemak yang populer, dikutip dari Dailymail, Senin (23/10/2023).

Amma sempat mengira bahwa dirinya menderita cacar monyet setelah melihat bekas-bekas merah yang timbul di kulitnya.

Kini, tiga tahun kemudian, Amma masih menderita komplikasi dan mengonsumsi obat untuk mencegah gejalanya. GridPop.ID (*)

Baca Juga: Dokter Sarankan Tak Gonta Ganti Pasangan Agar Terhindar dari Penyakit Sifilis, Bahayanya Tak Main-main!