Dede mengaku sudah memandu praktik aborsi dengan memanfaatkan grup Facebook dan Whatsapp sejak tahun 2021.
"Dari tahun 2021, korban ada 100 orang lebih," katanya.
Menurut Dede, satu strip obat untuk aborsi yang ia jual berisi sepuluh butir.
"Per butirnya saya jual Rp 150 ribu," ujarnya. (lutfi ahmad mauludin)
Banyak korban berusia 20 tahun ke atas
Kasatnarkoba Polresta Bandung, Kompol Agus Susanto mengungkapkan pengakuan tersangka yang menyebut paling banyak korban berusia 20 tahun ke atas.
"Tapi tidak semua korbannya belum menikah, ada juga yang sudah menikah, tapi melakukan aborsi karena terlalu banyak anak," kata Agus.
Agus mengungkapkan, adapun kandungan korban yang dia aborsi dengan dipandu secara online dan meminum obat dari tersangaka, maksimal 4 bulan.
"Walau memang katanya sempat ada yang lebih dari usia kandungan empat bulan. Dari pengakuannya tak ada yang sampai meninggal dunia," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul "Pengakuan Dokter Gadungan di Bandung Buka Praktik Aborsi, Belajar dari Google, Pandu Korban Via WA"
(*)