GridPop.ID - Syed Abdul Rahman atau Syed Saddiq Menpora sekaligus anggota parlemen mUar di Malaysia divonis hukuman cambuk.
Hukuman cambuk tersebut sebagai imbas dari kasus korupsi yang menyeret Syed Saddiq.
Syed Saddiq dinyatakan bersalah ata empat dakwaan yang berkaitan dengan dana Angkatan Bersatu Anak Muda (Armada).
Politikus muda itu didakwa bersekongkol dengan asisten bendahara Bersatu Rafiq Hakim Razali.
Adapun Rafiq dipercayai dana oleh Armada Ulya yang merupakan sayap pemuda dari Partai Bersatu sebesar RM 1 juta atau Rp 3,3 miliar untuk melakukan tindakan pelangggaran penyalahgunaan.
Pelanggaran diduga dilakukan pada 6 Maret 2020 saat pemerintahan sebelumnya masih berkuasa.
Melansir dari TribunnewsMaker.com, politikus 30 tahun ini dicap telah mencoreng citra bersih dari kaum pemuda di negeri jiran.
Wakil Jaksa Penuntut Umum Malaysia Datuk Wan Shaharuddin Wan Ladin mengatakan hukuman tersebut berlaku untuk pelaku laki-laki yang berusia di bawah 50 tahun.
"Menurut Bagian 289 (c) dari Hukum Acara Pidana 2007, pelanggar wanita, pria yang dijatuhi hukuman mati, dan pria yang berusia di atas 50 tahun tidak dapat dicambuk," katanya saat dihubungi wartawan, dikutip dari Bernama.
Pengadilan Tinggi Malaysia telah menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara, dua kali cambuk, dan denda 10 juta ringgit Malasysia kepada Syed Saddiq setelah ia dinyatakan bersalah atas empat dakwaan.
Syed Saddiq, ketika ditemui wartawan seusai sidang mengatakan, ia menghormati keputusan pengadilan dan sebagai pembuat kebijakan, ia harus menaruh kepercayaan kepada lembaga peradilan.
"Lembaga peradilan biasanya merupakan benteng terakhir bagi warga Malaysia dan tidak ada perbedaan antara saya dan warga negara lainnya." kata mantan kepala Armada ini.
Profil Syed Abdul Rahman
Melansir Kompas.com, Syed Saddiq lahir pada 6 Desember 1992.
Sosok Syed Saddiq mulai dikenal publik saat ia diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ketika berusia 25 tahun.
Pengangkatan tersebut dilakukan pada masa jabatan kedua Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri pada 2018.
Ketika itu, dirinya menjadi orang termuda yang pernah memegang posisi menteri di Kabinet.
Sosok Saddiq adalah orang yang memiliki peran penting karena mendorong Undang-Undang penurunan usia pemilih pada pemilihan umum Malaysia dari 21 menjadi 18 tahun.
Adapun ketentuan batas usia pemilih ini mulai berlaku pada akhir 2021.
Syed Saddiq mulai meninggalkan partai Bersatu sekaligus meninggalkan perannya di kabinet pada 2020.
Hal ini ia lakukan karena menolak mengikuti langkah puluhan anggota parlemen, membelot secara massal untuk meruntuhkan pemerintahan Pakatan Harapan.
Keluar dari Bersatu, ia kemudian mendirikan partai sendiri yakni partai Muda yang membuatnya bisa ikut pemilihan legislatif di Johor pada Maret.
Dikutip dari Malaymail, Syed Saddiq pernah dinobatkan sebagai orang muda paling berpengaruh di dunia pada 2018.
GridPop.ID (*)